Bagikan:

JAKARTA - Melihat adanya kenaikan harga dari layanan streaming pesaing, Netflix memutuskan untuk menaikkan harga layanan streaming videonya di Amerika Serikat (AS) dan Canada.

Netflix sejatinya rutin menaikkan biaya langganannya, dan kali ini hanya kurang dari satu setengah tahun sejak peningkatan harga terakhirnya.

Perusahaan yang berbasis di Los Gatos, California, AS, ini menyatakan bahwa biaya berlangganan akan meningkat sebesar 1 hingga 2 dolar AS. Biaya bulanan untuk paket Reguler naik menjadi 9,99 dolar AS, paket Standar melonjak menjadi 15,49 dolar AS, dan paket Premium naik dari 17,99 menjadi 19,99 dolar AS. Begitupun harga di Canada yang juga berubah.

Paket bervariasi berdasarkan variabel seperti jumlah layar yang dapat digunakan pengguna untuk menonton Netflix secara bersamaan dan jumlah ponsel atau tablet yang dapat diunduh. Perusahaan masih mengirimkan DVD dalam layanan yang memerlukan paket terpisah.

“Kami memperbarui harga kami sehingga kami dapat terus menawarkan berbagai pilihan hiburan berkualitas,” ungkap Juru Bicara Netflix.

Mengutip NBC News, Senin, 17 Januari, Netflix telah menaikkan harga di tahun-tahun sebelumnya dan itu adalah bagian dari strategi jangka panjang perusahaan, kemungkinan besar kenaikan biaya berlangganan juga akan berlaku secara global, termasuk pasarnya di Indonesia. Sebelumnya, Netflix juga menaikkan harga untuk pelanggan AS pada 2019 dan 2020.

Dari 213,5 juta pelanggan Netflix, sekitar 74 juta berada di AS dan Canada, sisanya perusahaan mendapatkan pelanggan global di awal pandemi, tetapi berinvestasi dalam video gim karena terlihat di luar film dan TV untuk pertumbuhan.

Kenaikan harga tersebut berlaku mulai minggu lalu. Netflix akan memberi tahu pelanggan melalui email dan di dalam aplikasi Netflix sebelum harga baru berlaku untuk mereka.

Pelanggan di New York, Alabama, dan Louisiana juga terkena tagihan pajak penjualan lokal baru, yang menurut Netflix disebabkan oleh penambahan video gim ke layanan tersebut.

Menaikkan biaya berlangganan membawa risiko bahwa orang akan membatalkan layanan perusahaan tersebut. Meski begitu, Netflix tetap menjadi layanan streaming AS yang dominan, HBO Max dan Disney+ jugs mengekor di belakangnya yang semakin populer.