Bagikan:

JAKARTA - Hari ini 20 September tepat satu dekade lalu atau pada 2011, Undang-Undang (UU) 'Don't Ask, Don't Tell' (jangan tanya, jangan katakan) untuk militer Amerika Serikat (AS) resmi dicabut. UU tersebut merupakan aturan bahwa kaum gay di militer AS dilarang menunjukkan orientasi seksualnya. Setelah pencabutan UU tersebut, otomatis mereka tidak lagi harus menyembunyikannya.

Setelah UU tersebut dicabut, militer AS tidak lagi harus berbohong tentang siapa orang yang ia cintai untuk melayani negara. Angkatan bersenjata juga dijamin tidak lagi kehilangan kesempatan untuk bertempur karena menjadi gay atau lesbian.

Mengutip The Guardian, UU tersebut diperkenalkan oleh Presiden AS Bill Clinton pada 1993 sebagai langkah kompromi untuk kesetaraan penuh. UU 'Don't Ask, Don't Tell' mengizinkan anggota militer gay dan lesbian untuk melayani jika seksualitas mereka tetap dirahasiakan.

Saat masih kampanye, sebagai kandidat presiden Clinton mendukung penghapusan larangan Departemen Pertahanan terhadap gay yang bertugas di angkatan bersenjata. Tetapi setelah ia menjabat sebagai presiden pada 1993, Clinton menghadapi perlawanan yang kuat di antara para pemimpin militer di Kepala Staf Gabungan dan sekutu mereka di Kongres. Khususnya Sam Nunn, yang merupakan ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat saat itu.

Bill Clinton (Sumber: Wikimedia Commons)

Mereka berpendapat bahwa menerima anggota gay secara terbuka ke dalam militer akan merusak 'kesatuan unit' dan mengancam efektivitas pertempuran. Setelah enam bulan audiensi dan negosiasi Senat, Clinton melakukan kompromi dengan mengenalkan istilah 'Don't Ask, Don't Tell' yang kemudian ditandatangani menjadi UU dan menjadi kebijakan resmi Departemen Pertahanan.

Diharapkan bahwa kelompok gay tetap bisa bergabung dalam kemiliteran meskipun harus berbohong. Namun, UU tersebut justru melanjutkan budaya pelecehan terhadap prajurit gay yang sebelumnya telah menghadapi larangan total. UU tersebut dianggap tidak mengubah apa pun tentang kehidupan orang-orang gay di militer. Layanan investigasi masih berjalan. Pemeriksaan plat nomor militer di bar gay masih dilakukan.

Jaringan Pertahanan Hukum di AS memperkirakan bahwa sejak UU tersebut diperkenalkan, 13.000 gay dan lesbian dipulangkan setelah orientasi seksual mereka terungkap. Dalam beberapa kasus, pemecatan dilakukan atas dasar kesaksian dari kekasih yang ditolak cintanya atau mereka yang memiliki keluhan pribadi.

Pensiunan Jenderal Merril McPeak dari Angkatan Udara AS yang bertugas di Kepala Staf Gabungan dari 1990 hingga 1994 menyebut dirinya sebagai "Bapak Don't Ask, Don't Tell," mengatakan dia berpikir bahwa Don't Ask Don't Tell memiliki efek positif bagi militer. “Kesatuan unit tidak terbantu oleh keragaman seksual,” katanya kepada TIME.

Janji Barack Obama

Barack Obama adalah sosok yang berjanji untuk membatalkan UU tersebut selama kampanye pemilihan presiden pada 2008. Tetapi tindakan terhadap masalah tersebut tampaknya terhenti hingga akhirnya Obama berpidato pada Januari 2010.

"Tahun ini, saya akan bekerja dengan Kongres dan militer kita untuk akhirnya mencabut UU yang menyangkal hak gay Amerika untuk melayani negara yang mereka cintai karena siapa mereka," kata Obama, mengutip The Guardian. Seruan itu disambut dengan keheningan dari anggota militer yang duduk di depan presiden, yang juga merupakan panglima angkatan bersenjata.

Barack Obama saat mencabut UU 'Dont Ask, Don't Tell' (Sumber: Wikimedia Commons)

Beberapa hari kemudian, Menteri Perahanan saat itu, Robert Gates, berkata di sidang Senat: "Pertanyaan di hadapan kita bukanlah apakah militer bersiap untuk membuat perubahan ini, tetapi bagaimana kita ... mempersiapkan yang terbaik untuk itu. Kami telah menerima perintah dari panglima tertinggi dan kami bergerak sesuai dengan itu."

Pada Maret 2010, Pentagon melonggarkan aturan seputar 'Don't Ask, Don't Tell.' Pihak militer memutuskan untuk tidak lagi menyelidiki pengaduan anonim dan kesaksian pihak ketiga yang disumpah. Sebuah survei internal yang ditugaskan oleh Pentagon dan dirilis pada 2010 menemukan bahwa dua pertiga dari semua personel militer mendukung pencabutan UU tersebut.

"Selama lebih dari dua abad, kami bekerja untuk memperluas janji kepada semua warga negara kami. Angkatan bersenjata kami telah menjadi cermin dan katalis kemajuan itu, dan pasukan kami, termasuk gay dan lesbian, telah memberikan hidup mereka untuk membela kebebasan dan kebebasan yang kami hargai sebagai orang Amerika," kata Obama, saat UU tersebut resmi dicabut.

"Hari ini, setiap orang Amerika bisa bangga bahwa kita telah mengambil langkah besar lainnya untuk menjaga militer kita tetap yang terbaik di dunia. Dan untuk memenuhi cita-cita pendirian bangsa kita," kata Obama.

*Baca Informasi lain soal SEJARAH HARI INI atau baca tulisan menarik lain dari Putri Ainur Islam.

SEJARAH HARI INI Lainnya