JAKARTA - Dua tahun setelah album Kereta Kencan, kini HiVi! menelurkan album bertajuk Ceritera. Album ini dirilis secara online pada 13 November lalu yang diproklamirkan dalam sebuah showcase bertajuk Pesta Ceritera dua hari kemudian.
Dalam sesi konferensi pers yang berlangsung di Cafe Oeang, M Bloc Space, Jakarta Selatan, sesaat sebelum showcase, proses kreatif Ceritera diungkapkan oleh HiVi!. Salah satunya, mengenai terpilihnya Tohpati sebagai produser album ini.
“Hubungannya (HiVi! dan Tohpati) sudah lama, sejak ketemu di sebuah konser, kemudian manajer HiVi! menghubungi Mas Tohpati,” ungkap Febri membuka sesi. Tohpati lalu menyetujui ajakan tersebut karena melihat HiVi! punya ide menarik.
“Yang saya suka dari HiVi!, prinsipnya musik Indonesia saja tidak perlu bule-bule banget lah,” kata Tohpati yang memandang HiVi! sebagai band yang menghidangkan materi musik ala '70-'80an.
Menariknya, HiVi! mengajak Tohpati sebagai produser setelah semua lagu untuk album Ceritera sudah selesai direkam. HiVi! memulai rekaman album ketiga ini sejak 2018 namun mereka juga menyertakan lagu-lagu lama yang belum dirilis.
Tohpati melihat, HiVi! tidak memiliki anggota yang menonjol sehingga porsinya seimbang antara satu dengan lainnya. Ketika ditanya lagu favorit HiVi!, Tohpati menyebut Remaja sebagai pilihannya.
Proses workshop hingga post production yang mencapai empat bulan ini dilalui dengan sehat. Sebabnya, jam kerja yang teratur serta kehangatan suasana rekaman di studio milik Tohpati dirasakan para personel HiVi!. Sang produser juga memiliki target dalam mengerjakan album HiVi! sehingga setiap pekan selalu ada kemajuan baru.
“Waktu pengerjaannya paling malam itu selesai jam sembilan,” kata Ezra, gitaris HiVi!
Dan yang menarik, ada peran makanan di dalam proses lahirnya Ceritera. HiVi! menjelaskan, pertama kali mengajak Tohpati bertemu pun dilalui dengan makan-makan di sebuah mall di Jakarta. Begitu juga dengan proses rekaman yang selalu diakhiri dengan bersantap bersama.
“Tidak bisa dideskripsikan. Bekerja dengan Tohpati tuh sehat banget, cepat banget, tidak terasa dan fun banget. Dari mulai workshop sampai selesai rekaman diakhiri dengan makan-makan. Kami sampai merasa tidak enak,” ujar Febri.
Neida sebagai vokalis juga menceritakan pengalaman makan dengan mewah. Waktu itu, HiVi! sedang makan pecel di rumah Tohpati, tiba-tiba Tohpati mengambil gitar lalu memainkan sebuah nada yang indah.
“Itu jadi makan pecel termewah,” kisah Neida yang diiringi tawa media.
Ceritera, Sebuah Nama Untuk Sebuah Alasan
Kata Ceritera mungkin terdengar baru bagi masyarakat. Ceritera dipilih HiVi! sebagai judul album karena ingin menyambung cerita dari album pertama, Say Hi! To HiVi! dan album kedua, Kereta Kencan.
“Kalau Say Hi! To HiVi! itu seperti ingin berkenalan dengan penikmat musik Indonesia melalui musik HiVi!. Kemudian, di Kereta Kencan, kami ingin berkencan dengan para penikmat musik. Lalu di Ceritera, tidak ada cara lain dalam berhubungan selain bercerita,” jelas Ezra.
Masih mengusung musik pop, album ini menjadi album kesukaan HiVi! karena melalui banyak proses menarik. Salah satunya, para personel mulai aktif menulis atau memproduksi lagu sehingga tantangan pun tidak luput dirasakan oleh band ini.
“Setiap album punya tantangannya sendiri dan semakin ke sini semakin sulit. Tetapi kami belajar banyak dari Tohpati. Setiap workshop, kami duduk bareng dan sharing tentang kehidupan zaman dahulu,” tutur Ilham.
Sementara itu, Tohpati merasakan range vokal antara Neida dan Ilham sering menjadi tantangan. Kadang merasa cocok di perempuan, tidak cocok di laki-laki, begitu juga sebaliknya.
”Tantangannya antara range vokal menjadi menyatu,” tukas Tohpati
Mengajak Kawan-Kawan Musisi
Meskipun HiVi! ikut terjun dalam proses produksi, nyatanya Ceritera juga melibatkan banyak musisi tamu. Selain Tohpati, ada Candra Darusman, Fajar Adi Nugroho, Nino Kayam, Yo Iqbal, dan Bowie (Gugun Blues Shelter). Perjalanan ini juga menjadi penanda 10 tahunnya Hivi! eksis di industri musik Indonesia.
“Tidak terasa. Dalam 10 tahun, ini passion, ini kesukaan. Bermusik udah jadi cara hidup kami. Kalau senang menjalaninya, waktu terasa cepat,” tutur Febri.
Sebuah panggung pun dipersembahkan oleh HiVi! untuk HiFriends (sebutan penggemar HiVi!) yang telah menemani karier HiVi! hingga saat ini.
“Dari dulu pengin bikin showcase tapi baru kesampaian sekarang. Jadi, Pesta Ceritera itu sebagai perayaan album dan perjalanan Hivi!” ujar Neida.
HiVi! berharap bisa mengadakan tur mulai tahun depan serta ingin berkolaborasi dengan banyak musisi ke depannya.
Ketika ditanya lagu favorit dari album Ceritera, para personel Hivi! serta Tohpati menyebut pilihannya masing-masing. Di samping Ezra yang memilih Bahagia dan Neida memilih Patung Batu, Ilham dan Tohpati memilih Bumi dan Bulan.
“Kalau boleh jujur, pas gue take lagu ini nangis. Ada kali nangis lima menit. Karena instrumennya aja sudah sedih. Ini lagu kedua yang direkam nangis setelah Orang Ketiga,” jelas Ilham.
Bumi dan Bulan merupakan single keempat dari album Ceritera setelah Satu-Satunya, kemudian Jatuh, Bangkit Kembali!, dan Pemuda.
Berbeda dengan ketiga temannya dan Tohpati, Febri mengaku suka semua lagu dalam Ceritera lantaran album ketiga ini kesukaannya. Tetapi kalau harus memilih, ia menunjuk Jatuh, Bangkit Kembali! sebagai pilihannya. Alasannya, syuting video klip di Palu setelah gempa membuat pengalaman spiritual Hivi! meningkat.