Bagikan:

JAKARTA - Film Nightmare Alley mulai tayang di bioskop pada 19 Januari 2022. Film yang dibintangi Bradley Cooper dan Cate Blanchett ini disutradarai oleh Guillermo del Toro, dengan skenario oleh Guillermo del Toro & Kim Morgan ini merupakan adaptasi dari novel William Lindsay Gresham pada tahun 1946. Film ini juga dibintangi Toni Collette, Willem Dafoe, Richard Jenkins, Rooney Mara, Ron Perlman, Mary Steenburgen, David Strathairn.

Nightmare Alley menghadirkan kisah noir klasik dengan nuansa baru yang menarik perhatian masyarakat hingga mendapat ragam reaksi positif dari para kritikus serta sederet media internasional. Film ini juga mendapatkan nominasi di berbagai ajang penghargaan bergengsi, termasuk Critics Choice Awards 2022 untuk kategori Best Picture, Best Director, dan enam kategori lainnya.

Melalui Nightmare Alley, Del Toro membawa para penonton ke sebuah karnival di tahun 1930-an untuk mengikuti kisah Stanton Carlisle (Bradley Cooper), seorang pria yang memiliki masa lalu kelam dan ingin mengubah hidupnya.

Stanton mempelajari cara hidup di karnaval dengan sangat cepat, berkat bantuan dari seorang peramal Zeena (Toni Collette) dan suaminya Pete (David Strathairn) yang merupakan mantan mentalis.

Dari mereka, dia berubah menjadi seorang penipu dan manipulator ulung yang serakah. Stanton juga menyadari keuntungan yang bisa didapatkan dari merebut harta para kaum elit New York pada tahun 1940-an.

Dengan pengetahuannya, dia mulai merencanakan penipuan terhadap pengusaha kaya namun berbahaya bersama seorang psikiater misterius, Dr. Lilith Ritter, yang mungkin akan membawa akhir dari kejahatannya.

Del Toro juga mengungkapkan, ingin mengembangkan gaya penyutradaraannya ke arah yang baru melalui film ini. "Ini adalah film pertama saya yang bercerita tentang dunia penuh keajaiban, namun tidak berlatar di dunia fantasi. Film ini menggunakan latar yang realistis," kata Del Toro siaran media, Rabu, 19 Januari.

Nightmare Alley membawa penonton masuk kedalam kisah yang penuh dengan kejahatan, keserakahan, pengkhianatan, kesuksesan, dan juga sisi kelam dari kapitalisme di Amerika. "Saya ingin membawakan sebuah cerita klasik dengan gaya yang hidup dan kontemporer. Saya ingin para penonton merasa bahwa mereka menyaksikan sebuah cerita yang dekat dengan dunia kita," ujarnya.