Bagikan:

JAKARTA - Membuka tahun 2022, Cut Meyriska kembali bermain dalam film bertema keluarga, Ada Mertua di Rumahku. Bersama dengan suaminya, Roger Danuarta, setiap peran yang dilakoni mereka menjadi pembelajaran rumah tangga.

Ada Mertua di Rumahku menceritakan Irfan (Roger Danuarta) dan Mala (Cut Meyriska) yang baru menjalani rumah tangga. Saat hendak malam pertama, mereka kedatangan Bambang (Rano Karno), ayah Mala.

Alhasil Irfan dan Mala merasa terganggu dengan kehadiran Bambang di tengah kemesraan mereka. Mereka berusaha menghadapi tingkah Bambang yang ajaib dan membuat kejutan.

Cut Meyriska dan Roger Danuarta mengaku pernah mengalami hal serupa yaitu tinggal bersama orang tua di awal pernikahan.

Cut Meyriska (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

“Emang kita sempet tinggal sama orangtua di awal nikah, tapi itu cuman sebulan dua bulan aja mamah ke Jakarta karena mau deket sama kita saat itu, apalagi aku baru hamil pengennya deket terus,” kata Cut Meyriska, ditemui VOI di kantor Falcon Pictures, Duren Tiga, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Rupanya itu menjadi kenangan yang indah, karena pada kehamilan kedua, Cut Meyriska tidak ditunggui papanya lagi. Justru dia tidak merasa hamil karena sibuk mengurus keperluan papanya yang sedang sakit hingga meninggal dunia di Aceh.

"Hamil anak kedua membuat flash back kalau aku nggak sadar lagi hamil. Hamil anak pertama itu nggak sadar, lagi main permainan yang ekstrem water sport, eh ternyata hamil. Hamil anak kedua ini aku nggak tahu karena kau lagi ngurusin ayahku dari sakit, sampai ayah nggak ada, sampai tujuh harian ayah, aku baru tenang. Dan baru sadar, kok aku nggak mens-mens ya," kenang Cut Meyriska.

Setelah pikiran tenang dan urusan pemakaman kelar, barulah Cut Meyriska berfikir untuk mengecek kehamilannya. "Aku suruh adikku untuk beli test pack, aku cek dan hamil. Aku bingung gimana cara ngasih tahu ke Roger ya. Nah waktu itu Roger lagi sering ngajakin main game buat vlog, terus main game, kasih tahu hamil," ujarnya.

Cut Meyriska (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Setiap kehamilan, selalu disambut dengan gembira oleh pasangan tersebut. "Roger kaget, tapi dia juga mau sebenarnya. Aku inget banget bulan Juli bilang 'Kasihan Syakir main sendirian nggak ada adiknya'. Terus Agustus hamil," paparnya.

Meskipun mual dan muntah, Cut Meyriska tak mengeluh dengan kehamilannya. Dia ingin tetap aktif dan menikmati kehamilannya. "Hamil pertama nggak ngerasain apapun. Pernah mual sebentar, tapi tetap jalan. Waktu itu ke Eropa naik gunung. Muntah sehari enam kali, tapi tetap aja jalan. Kuat banget itu hamilnya," katanya.

Hal berbeda dirasakan Cut Meyriska ketika hamil kedua. "Dari sebelum tahu kalau hamil itu bawaannya sakit terus. Lemes kalau diajak kerja. Jadi kalau mau kerja, harus seharian berbaring aja dulu ngumpulin tenaga. Kalau nggak istirahat dulu, pasti sakit. Harus mengatur sedemikian rupa," ujarnya.

Meskipun lelah dan repot dengan kehamilan, wanita kelahiran 26 Mei 1993 ini tak mau mengeluh. Dia sangat menikmati peran sebagai ibu.

"Nikmat banget ya jadi ibu. Capeknya hilang begitu lihat anak. Itu berasa banget, begitu lihat anak, capeknya hilang. Makanya anakku itu nggak pernah tidur sama yang jaga atau mamaku. Mau secapek apapun, anak selalu tidur sama aku dan suami. Itu prinsip kita," ujarnya.

Ternyata bukan cuma Cut Meyriska, Roger Danuarta juga mengambil peran aktif dalam mengasuh anak. Sebagai ayah, Roger ikut menjaga Shaquille.

"Roger itu kalau ngurus anak lebih rempong. Setiap permainan yang mau dikasih anak, tumbuh kembangnya anak, itu harus ada ilmunya. Misalkan Shaquille baru belajar motorik, dia beli mainan buat belajar buka tutup, terus belajar warna," kata Cut Meyriska.

Membagi Peran Orang Tua 

Cut Meyriska (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Peran ayah dalam pengasuhan membuat anak lebih percaya diri. Hal itu dirasakan benar pada Shaquille.

"Sekarang Shaquille lagi senang manjat, ya dibeliin mainan yang aman buat manjat. Shaquille jadi pinter, misalkan sekali jatuh dibiarin, dia belajar lebih hati-hati. Kedua kalinya dia sudah ngerti harus belajar. Biasanya kan kebanyakan ibu ya, ini Roger yang lebih ok," tambahnya.

Berbagi peran, kata Cut Meyriska, membuat kehamilannya terasa lebih ringan. "Waktu aku sebelum hamil, Shaquille itu dekat banget sama aku. Penginnya nempel terus sama aku. Sudah sebulanan ini Shaquille lagi dekat banget sama Roger. Jadi aku lebih banyak istirahat, pas lahiran nanti nggak terlalu repot karena Shaquille dekat sama bapaknya," harapnya.

Memiliki dua anak, Roger dan Cut Meyriska berusaha tak pilih kasih. Mereka ingin menjaga cinta mereka untuk anak-anak tetap utuh.

"Kalau punya anak kedua kan, harus lebih sayang ke anak pertama biar nggak cemburu. Dari sekarang disiapin, kayaknya ini bisa nih, karena anak jadi anak bapak banget kan. Bapaknya pergi dikit nangis. Jadi nanti pas lahiran Shaquille bisa sama bapaknya," katanya.

Cut Meyriska (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Bagi mereka, anak adalah pintu rejeki yang harus disyukuri. Kehadirannya harus dipersiapkan baik secara fisik maupun mental sejak kehamilan.

"Jangankan setelah punya anak, setelah pakai hijab aja aku yakin rejeki sudah diatur sama yang di Atas. Aku setelah pakai hijab, jadi lebih santai. Kalau ini rejeki aku pasti dapat, kalau enggak aku nggak mau memaksakan. Kayak kalau dapat tawaran film sama suami, meskipun kita lagi ada butuh dan perlu kalau nggak rejeki nggak ngoyo. Anak dan kesehatan itu rejeki buat kita," papar Cut Meyriska.

Sebagai pemain sinetron kejar tayang, dia mengaku dulu semangat mengejar rejeki. Setelah punya anak, pandangan mereka berubah. "Rejeki berkurang sih enggak ya. Pintu rejeki itu ada dimana-mana," tegasnya.

Hal itulah yang membuat mereka tak mau mengorbankan pengasuhan anak untuk bekerja terus menerus. "Prinsip kita berdua nggak mau melepaskan anak pada baby sitter seutuhnya. Kayak kemarin premiere film, bawa anak ribet ya dijalanin. Roger itu tahu, kita ninggalin anak berapa jam, kalau di rumah ada mama atau tante itu aman boleh keluar. Tapi kalau cuma sama susternya doang, kujamin Roger nggak akan izinkan. Pasti dibawa anaknya, dibawa kemanapun," katanya.

Cut Meyriska (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Jika terpaksa meninggalkan anak di rumah, mereka terus memantau dari CCTV. "Di rumah cctv yang ada suara itu dipantau terus. Roger itu semua dicatat, anak nangis jam berapa itu dicatat sama dia. Habis itu dibuka sama dia, menangis kenapa. Happy banget ya punya suami dia," ujar Cut Meyriska sambil tersenyum.

Supaya tak susah mengatur jadwal, maka Cut Meyriska mengambil peran sebagai manajer suaminya. "Aku yang aturin jadwal Roger dan aku. Baru kemudian ke asistennya. Itu aja udah repot bagi aku. Belum lagi ngaturin yang lain," jelasnya.

Kerepotan itu sepadan dengan peran aktif Roger dalam mengasuh anak. Roger selalu menggunakan waktu luangnya untuk anak.

"Bagian tenaga untuk menjaga anak itu Roger bisa diandalkan. Banyak teman-teman gue yang ngeluh, enak banget lagi lu, laki gue enggak begitu. Tapi aku bersyukur banget, Roger itu mandiin anak sampai pijitin anak itu bisa," ujarnya dengan bangga.

Cut Meyriska menceritakan mereka sampai kursus dan mencari referensi untuk pijat bayi pada ahlinya. "Jarang suami bisa pijitin anak, kalau anak sakit atau capek itu Roger atau aku yang pijitin. Sampai racikannya kita ngerti," ungkapnya.

Lantas berapa anak yang mereka harapkan? "Paling dikit tiga anak. Aku suka ramai, suka ngumpul. Ada temennya kalau ada apa-apa nggak sendirian. Aku berasa banget kalau aku sama abangku ya cuma berdua itu lebih enak ada teman diskusi. Jadi kalau punya kakak adik lebih satu itu bisa saling jaga, saling komunikasi," pungkas Cut Meyriska.