Bagikan:

Pinjaman online alias Pinjol menjadi buah bibir karena banyak yang izinnya tak beres alias ilegal. Cara kerja Pinjol ilegal ini pun serampangan, mereka meteror dan mengintimidasi para peminjam saat menunggak. Karena itu kata Dr. Tongam Lumban Tobing, SH., LL.M., Ketua Satgas Waspada Investasi harus berhati-hati sebelum terperangkap. Apa saja ciri-ciri Pinjol ilegal? Di antaranya tidak terdaftar, alamat tak jelas dan proses sangat mudah, namun setelah itu mencekik.

***

Tawaran investasi di era digital ini sangat gencar menyerang masyarakat. Media online, media sosial dan pesan singkat (SMS) menjadi sarana menyebarkan dan menawarkan tawaran investasi. Namun jangan lengah karena tawaran tersebut kadang berlebihan. Menurut Dr. Tongam Lumban Tobing, SH., LL.M.,  cara mengukurnya dengan 2L, legal dan logis. “Legalitasnya perlu dicek, bagaimana perizinannya. Yang berikutnya soal logis atau rasional atau bisa diterima akal sehat engga investasi yang  ditawarkan,” katanya.

Selain investasi yang tidak logis, Pinjol juga menyerbu masyarakat. Dari sekian banyak Pinjol yang ada hanya 104 Pinjol yang legal dan terdaftar, sisanya yang ilegal. Sejak tahun 2018 hingga 10 Oktober 2021 telah dilakukan pemutusan akses terhadap 4.873 konten fintech online yang melanggar peraturan perundang-undangan. Pemerintah juga sudah melakukan moratorium tidak meloloskan perijinan untuk Pinjol lagi karena sudah terlalu banyak.  Artinya kalau masyarakat ingin berhubungan dengan Pinjol silahkan memilih dari 104 yang terdaftar di website www.ojk.go.id.

Agar tak terjerat pada Pinjol yang tak berizin ada beberapa ciri yang perlu dicermati sebelum terperangkap. “Pertama cek dulu terdaftar atau tidak. Kedua, Pinjol ilegal tak mencatumkan alamat dan nama pengurus. Yang ketiga, persyaratan yang diterapkan Pinjol ilegal sangat mudah, cukup dengan foto diri dan foto KTP. Dan keempat mereka meminta akses ke kontak telpon di HP dan juga storage HP,” jelasnya.

Dan yang paling meresahkan adalah saat peminjam kesulitan membayar. Operator Pinjol ilegal mulai melaksanakan aksinya dengan meneror dan mengintimidasi. Menguhubungi nomor kontak telepon yang ada di HP peminjam. Ada juga yang mengedit foto asusila yang diedit dengan menempelkan wajah peminjam dan lain sebagainya. Akibatnya mereka yang sudah stres dengan angsuran bertambah lagi dengan intimidasi lewat sebaran foto-foto tak pantas. Di beberapa daerah ada yang tidak kuat menghadapi intimidasi ini dan memilih bunuh diri. Karena itu Tongam Lumban Tobing mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan benar-benar meneliti sebelum melakukan transaksi dengan aplikasi Pinjol. Inilah wawancara selengkapnya dengan Edy Suherli, Savic Rabos dan Irfan Medianto dari VOI yang menemuinya di kantornya di Komplek Perkantoran Departemen Keuangan RI, Lapangan Banteng, Gambir, Jakarta Pusat, belum lama berselang.

Tongam Lumban Tobing. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)
Tongam Lumban Tobing. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Dari dulu sampai sekarang selalu ada orang yang terjebak dalam investasi ilegal, apa yang perlu dilakukan publik saat mendapat tawaran investasi dari pihak tertentu?

Penawaran investasi ilegal ini marak dan mencakup berbagai sektor, dari perdagangan, koperasi, travel umrah, arisan online, money game, dll. Satgas Waspada Investasi yang beranggotakan unsur kementerian dan lembaga, mempunyai tugas untuk memberantas investasi ilegal ini. Apabila masyarakat menemukan penawaran yang sangat menggiurkan oleh sebuah penyelenggara investasi cek dengan 2L; legal dan logis. Legalitasnya perlu dicek, bagaimana perizinannya. Yang berikutnya soal logis atau rasional atau bisa diterima akal sehat engga investasi yang  ditawarkan. Contohnya ada investasi perdagangan yang memberikan keuntungan pasti 1 persen per hari, itu tidak masuk akal.  Atau ada kegiatan-kegiatan yang merekrut orang, tapi tak ada barang yang dijual, lalu mendapatkan keuntungan. Itu juga tidak masuk akal. Jadi ingat 2L itu, legal dan logis.

Untuk investasi yang wajar, berapa estimasi besaran keuntungan yang bisa didapat dari modal yang disetor?  Apa rambu-rambu yang bisa dishare kepada publik agar bisa lebih awas?

Soal berapa yang wajar itu tidak ada standardisasinya. Bunga deposito di bank keuntungannya sekitar 2 sampai 3 persen per tahun. Kalau membeli saham potensi keuntungannya bisa mencapai 20 persen pertahun, tapi sebaliknya bisa juga menurun sesuai dengan fluktuasi harga saham. Kalau kita investasi pada perdagangan berjangka, crypto juga ada risikonya.  Jadi yang dimaksud dengan rasionalitas adalah kesesuaian kondisi dari  investasi itu. Contohnya kalau ada perdagangan berjangka, perdagangan crypto yang menawarkan keuntungan yang fix itu enggak benar. Jadi bukan berapa besar keuntungannya karena memang itu fluktuatif. Apalagi perdagangan berjangka komoditi, dalam perdagangan itu ya memang kita enggak tahu bagaimana fluktuasi harganya.

Ada juga yang menawarkan investasi kampung kurma beberapa waktu yang lalu. Bagaimana bisa 5 pohon kurma bisa menjanjikan keuntungan sampai 100 juta pertahun. Apa bisa pohon kurma itu tumbuh baik di Indonesia. Ini juga tidak logis.

Kalau bicara investasi yang aman dan investasi yang berisiko, seperti  apa penjelasannya?

Dalam berinvestasi ada orang yang cenderung safety player alias main aman saja. Yang masuk dalam kategori ini adalah tabungan dan deposito. Ada juga investasi yang risk takker atau berisiko.  Yang masuk dalam kategori ini perdaghangan crypto, perdagangan berjangka. Untuk masyarakat yang ingin melakoni perdagangan ini, harus memahami benar aturan dan mekanismenya.

Sekarang ini pinjaman online alias Pinjol begitu ramai, bagaimana membedakan yang resmi dan yang abal-abal?

Pinjol baru marak di negara kita sejak 2014-2015, pemerintah kita sangat cepat meresponnya,  tahun 2016 OJK menerbitkan peraturan OJK Nomor 77 Tahun 2016 untuk industri ini. Kemudian Satgas Waspada Investasi 2017 sudah memanggil beberapa entitas yang tidak berizin untuk mendaftarkan diri di OJK.  

Ciri-ciri Pinjol ilegal pertama tidak terdaftar atau tidak termasuk dalam daftar yang ada di website www.ojk.go.id , saat ini 104 Pinjol yang legal.   Ciri yang kedua kita tidak tahu di mana alamatnya di mana, siapa nama pengurusnya. Dan yang ketiga syaratnya mudah sekali, cukup dengan foto diri dan fotocopy KTP sudah bisa, tapi bunganya tinggi dendanya tinggi. Potongannya langsung 40 persen. Orang yang pinjam 1 juta yang ditransfer hanya Rp 600,000. Contoh lain saat perjanjian awal bunganya setengah persen per hari, setelah jadi itu bisa sampai 2 sampai 3 persen perhari. Mereka melakukan penipuan di situ.

Ciri yang keempat mereka meminta semua data nomor kontak yang ada di HP harus bisa diakses. Kalau ini terjadi, malapetaka sudah di depan mata. Saat tak bayar pada waktu yang diperjanjikan mereka akan melakukan teror dan intimidasi kepada peminjam dan semua nama di nomor kontak. Karena itu perlu kewaspadaan pada Pinjol ilegal ini.

Tongam Lumban Tobing. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)
Tongam Lumban Tobing. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Apakah ada pembinaan untuk Pinjol ilegal ini?

Saat ini ada moratorium pendaftaran pinjaman online, kalau di dalam peraturan OJK 77 tahun 2016 itu disebut layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi kita mungkin bahasa kerennya Pinjol. Pada Februari 2020  sudah melakukan moratorium tidak ada lagi pembukaan pendaftaran Pinjol, sangat banyak. Oleh karena itu masyarakat kita yang ingin melakukan pinjaman online tinggal memilih 104 ini yang saat ini terdaftar di OJK. Pinjol yang legal hanya meminta akses pada kamera HP, lokasi dan suara. Sedangkan Pinjol ilegal meminta akses ke nomor kontak HP dan storage HP.

Yang perlu diingat setiap penawaran pinjaman melalui SMS atau WA dan sejenisnya itu pasti ilegal, jadi jangan diakses. Pinjol yang legal tidak dibenarkan menawarkan pinjaman melalui SMS dan WA.

Seperti apa pengawasan untuk Pinjol yang legal?

Berdasarkan peraturan OJK nomor 77 tahun 2016 pengawasan yang dilakukan oleh OJK. Jadi kita melakukan pembinaan, kalau mereka melanggar ada sanksi-sanksi mulai administratif sampai pencabutan izin usaha. Di samping itu juga ada kode etik, penegakan kode etik yang dapat Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia, mereka melakukan pembinaan saat ada yang melakukan pelanggaran kode etik.  

Saat publik menemukan hal yang ganjil soal Pinjol lapornya ke mana?

Silahkan melaporkan ke OJK dan  Dewan Pengawas Investasi melalui email ; waspadainvestasi@ojk.go.id , bisa menghubungi nomor kontak  157 atau WA 081 157 157 157 atau juga lapor ke Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia. Tapi kalau sudah mengalami teror atau intmidasi, harus melaporkan ke polisi supaya dilakukan proses hukum.

Sejauh ini keluhan  yang paling banyak dari masyarakat itu soal apanya pak?

Keluhan yang utama selama ini soal teror dan intimidasi. Mereka kadang-kadang dikirimi gambar-gambar tidak senonoh yang sudah cropping dengan dengan ditempel wajah peminjam, kemudian disebar di group WA ini membuat malu. Kalau sudah mengalami hal seperti ini jangan ragu lapor ke polisi.

Meski banyak yang sudah dibekuk tapi Pinjol ilegal tetap saja ramai, apakah ini karena orang sudah tak percaya pada lembaga keuangan seperti Bank yang notabene persyaratannya lebih rumit?

Kepercayaan masyarakat kepada Pinjol ini nggak ada. Pinjol ini tujuannya baik, untuk menjembatani kebutuhan dana masyarakat yang tidak bisa dilayani oleh sektor formal. Pinjam ke bank tidak bankable, mau ke pegadaian tidak ada barang yang dijaminkan. Masyarakat kita untuk meminjam pinjaman online ini.

Dari sisi pelaku, pertama mudah sekali untuk membuat web pinjaman online ini meski izinnya tak didapat. Lalu  mengirim SMS kepada masyarakat. Yang kedua servernya ada di luar negeri. Ini juga menjadi kesulitan tersendiri bagi kita, setelah diblokir mereka buka lagi.

Lalu dari sisi masyarakat, pertama tingkat literasi yang rendah. Begitu mereka butuh uang kemudian ada link yang menawarkan pinjaman online, mereka mengisi, melakukan pinjaman di sana ternyata pinjaman online yang ilegal, mereka terjebak di sana. Kedua kelompok masyarakat yang memang sudah tahu itu ilegal tetapi karena kebutuhan mendasar yang harus ke Pinjol meski yang ilegal. Ada juga masyarakat yang melakukan pinjaman di luar kemampuan bayarnya. Lalu gali lobang tutup lobang.

Apa saja yang dilakukan Satgas Pengawas Investasi selama ini?

Kegiatan yang dilakukan di sini ada dua yang pertama kegiatan preventif dan yang kedua represif. Preventif terutama memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai Pinjol ilegal ini. Kami menyampaikan kepada masyarakat yang ingin meminjam cara online yang terdaftar di OJK yang berikutnya masyarakat diminta meminjam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Lalu sedapat mungkin pinjaman itu digunakan untuk kegiatan produksi yang mendorong ekonomi keluarga. Dan sebelum meminjam pahami dulu risikonya dan manfaatnya. Kami juga bekerjasama dengan operator seluler untuk membagikan info kepada pemilik HP.

Sementara tindakan represif,  pertama menghentikan kegiatan Pinjol ilegal.  Kedua kami menghubungkan ke masyarakat melalui siaran pers. Ketiga kami minta pemblokiran situs web aplikasi melalui kominfo dan selanjutnya kami menyampaikan laporan informasi kepada kepolisian.

Untuk publik yang sudah terlanjur berinvestasi, ternyata lembaga investasinya ilegal, bisakah meminta kembali dana yang sudah masuk? Kalau bisa bagaimana caranya?

Ada kasus investasi ilegal yang terjadi seperti Pandawa Depok, Travel CSI Cirebon, dan lain-lain. Kalau sudah bermasalah dana kembalinya sulit sekali, bahkan cuma 10 persen saja yang bisa kembali sudah bagus. Karena itu hal ini harus menjadi pelajaran masyarakat dan kita semua.

Tongam Lumban Tobing Suka Berburu Barang Diskon, Ini Alasannya 

Tongam Lumban Tobing. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)
Tongam Lumban Tobing. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Di momen akhir tahun, lebaran, imlek, dll., biasanya pusat perbelanjaan berlomba mengumbar diskon untuk barang dan koleksi tertentu. Program ini ternyata banyak yang meminatinya, termasuk Dr. Tongam Lumban Tobing, SH., LL.M., Ketua Satgas Waspada Investasi. Baginya berburu barang diskon menjadi aktivitas yang menyenangkan. Dia bisa dapat barang berkualitas dengan harga murah.

Alasannya rela berburu barang diskon karena dengan harga jauh di bawa harga standar bisa mendapatkan barang yang berkualitas itu sebenarnya juga digunakan para pemburu diskon lainnya di luar sana. Upaya pemberian diskon oleh pusat perbelajaan ini dilakukan untuk menghabiskan stok barang alias cuci gudang. “Saya sangat senang melihat dan berburu barang-barang diskon. Apalagi sekarang jelang tahun baru ada banyak pusat perbelanjaan yang menggelar program diskon hingga 70 persen. Akhir pekan ini saya sudah pantau salah satu mal sudah menyebar program diskon besar-besaran. Jadi dengan harga yang murah kira bisa dapat barang berkualitas,” begitu dia beralasan.

Selain belanja secara luring, Tongam juga suka berbelanja daring. Menjamurkan lapak belanja online, baik yang besar maupun skala UMKM membuat pilihan menjadi makin banyak dan beragam. Sebagai konsumen, katanya, amat diuntungkan dengan kondisi ini. Karena bisa membandingkan antara satu lapak dengan lapak yang lain dengan cara yang mudah.

“Belanja online saat ini menjadi tren dan banyak orang yang melakukannya, termasuk saya.  Saat istirahat atau ada waktu kosong saya sering berselancar di dunia maya melihat-lihat ada barang apa yang menarik. Ya saya juga suka juga menelusuri kanal-kanal marketplace yang sekarang menjamur. Kalau bertemu barang yang dibutuhkan, ya saya beli. Kadang saya membeli sampo, sabun, dan kebutuhan rumah lainnya,” akunya.

Lagi-lagi Tongam punya alasan yang sederhana mengapa dia membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari itu di lapak belanja online itu. “Alasan saya karena lebih mudah, harganya sangat bersaing. Dan pertimbangan lain ada transparansi dalam transaksi. Kalau kita contohnya mau beli sesuatu yang secara offline, kita nggak bisa kita membandingkan antara satu toko dengan toko yang lain,” katanya.

Terhindar Macet

Tongam Lumban Tobing. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)
Tongam Lumban Tobing. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Menjaga kesehatan jauh lebih baik daripada mengobati. Prinsip ini juga diterapkan Tongam Lumban Tobing dalam menjani kehidupannya sehari-hari. “Kesehatan itu penting sekali, karena itu harus dijaga agar bisa maksimal melaksanakan pekerjaan atau kegiatan kita. Bayangkan kalau kita sakit sakit, otomatis pekerja kita juga tidak akan optimal  bahkan mungkin sekali terganggu. Soalnya kalau sudah terbaring di rumah sakit sudah engga bisa berbuat banyak,” katanya.

Untuk menjaga stamina, salah satu upaya yang dia lakukan dengan menjaga asupan makanan. “Makanan itu penting untuk menjaga stamina. Tapi untuk porsi yang pas, kalau sudah berlebihan yang timbul malah masalah. Saya sekarang sudah mengurangi makan nasi, bukan berhenti makan nasi seperti orang yang diet. Saya hanya mengurangi porsi nasi saja, biar tak berlebihan. Saya harus menjaga agar bobot tubuh tidak berlebih. Sedang saja, tidak gemuk dan tidak terlalu kurus,” terang Tongam yang menambah porsi memakan sayur dan buah ketika dia mengurangi porsi nasi.

Setiap pagi Tongam tertib sarapan sekitar pukul 6 pagi. “Saat sebagian orang masih terlelap tidur saya sudah sarapan,” kata pria yang mengawali aktivitasnya di subuh hari, jauh sebelum sang Mentari menyingsing di ufuk Timur. Pada pukul 4.00 WIB dia sudah bangun dan memulai aktivitasnya.

Setelah menyiapkan semua keperluan ia bertolak dari kediamannya di bilangan Jakarta Timur, menuju kantornya di komplek Gedung Perkatoran Departemen Keuangan RI, di Lapangan Banteng, Gambir, Jakarta Pusat. “Dengan berangkat pagi-pagi sekali dari rumah saya terhindar dari kemacetan kota Jakarta yang banyak membuat orang stres. Soalnya kalau masih pagi-pagi sekali itu jalanan relatif lancar, belum ada kemacetan,” katanya.

Pukul 6.00 pagi dia sudah sampai di kantor, meski jam masuk kantornya pukul 07.00 WIB. Ia kemudian sarapan dan memulai aktivitas kantor. “Saya memang mengawali jam kerja lebih awal dari jadwal masuk kantor. Karena pagi sekali sudah tiba di kantor, terkadang saya yang buka pintu kantor. Saya kan memulai jam kerja lebih awal, saya pun pulang kantor lebih cepat dari teman-teman lainnya di kantor,” terangnya.

Diakui Tongam dengan datang lebih pagi ia menemukan suasana kantor yang lebih segar. Ide-ide pun mengalir lancar.  Muaranya adalah produktivitas dalam melakoni pekerjaan di kantor. “Satu hal yang membuatnya bangga, teman-teman sekantornya memiliki kesamaan visi, kesamaan pandangan kesamaan rasa untuk mewujudkan tujuan bersama,” ungkap peraih Silver Winner of Best Direct Response Campaign in Contact Center World – Thailand (2019).

Sebelum pandemi melanda ia sempat melakoni olahraga sepeda. Tapi kini ia berolahraga jalan pagi di akhir pekan.  “Saya usahakan jalan pagi,  sebelumnya pernah bersepeda,” katanya. “Pokoknya apa saja olahraganya yang penting bergerak dan berkeringat. Tidak perlu yang ribet dalam berolahraga,” lanjutnya.

Musik

Tongam Lumban Tobing. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)
Tongam Lumban Tobing. (Foto: Savic Rabos, DI: Raga/VOI)

Seperti kebanyakan pria Batak, menyanyi adalah salah satu hobinya. “Dalam urusan seni saya itu enggak susah. Biasanya orang Batak yang suka bernyanyi. Saya terus terang saya suka juga bernyanyi, tetapi tak mahir banget, sedikit-sedikit bisa-lah,” katanya merendah.

Di suatu acara, biasanya orang Batak akan sangat kecewa kalau tak dipanggil ke panggung untuk menyanyi. Tapi Tongam biasa-biasa saja saat tak diminta menyanyi oleh si anak empunya hajat. “Kalau saya ya biasa saja kalau tak dipanggil menyanyi ke panggung. Soalnya saya engga terlalu bisa. Kelas saya baru karaokean saja di rumah. Sebagian teman-teman saya kalau tak disuruh menyanyi bisa marah-marah. Dia bertanya apakah suaranya tak bagus,” katanya.

Tongam suka sekali dengan lagu-lagu Batak yang sarat dengan makna dan filosofi. “Dengan mendengarkan lagu-lagu daerah mengingatkan saya akan kampung halaman. Selain itu lagu-lagu daerah itu sarat dengan pesan. Pesan orang tua kepada anak-anaknya agar melakoni hidup dengan baik,” kata Tongam yang kini berburu lagu daerah di laman internet. Selain lagu daerah, ia juga menggemari lagu-lagu yang didilantunkan penyanyi mancanegara. Grup musik yang amat digandrunginya adalah Bee Gees dengan sederet lahu-lagu hits-nya tentunya.

Namun apa yang digemarinya tidak nyambung dengan anak-anaknya. Maklum sudah berbeda generasi. “Soalnya apa yang kita gemari sudah tak nyambung dengan yang disukai anak-anak era sekarang. Ya engga apa-apa perbedaan seperti itu adalah hal yang wajar kok. Tak mungkin juga selera musik orang seusia saya disamakan dengan selera musik anak jaman sekarang,” lanjutnya.

Di akhir pekan sedapat mungkin digunakan Tongam Lumban Tobing untuk berjalan-jalan dengan keluarga tercinta. “Sabtu itu pasti jalan ya ke mana-mana, ya untuk sekadar makan bersama dengan keluarga. Tapi di masa pandemi ini  ini pembatasan-pembatasan yang membuat kita menjadi sangat waspada. Kalau sudah begini dia akan patuhi aturan pemerintah. Meski ke restoran tetap prokes,” katanya.

Prestasi

Penyalahgunaan narkoba sudah menjadi momok banyak orang. Tongam sebagai orangtua juga punya kekhawatiran sama seperti orangtua lainnya, yang takut anak-anaknya bisa terjerembab pada penyalahgunaan narkoba. Karena itu ia amat perhatian soal ini. “Masalah narkoba ini adalah hal yang sangat berbahaya. Oleh karena itu saya sangat mendorong anak muda ya untuk mencari kegiatan yang produktif,” kata alumni Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (1988) ini.

Fokus pada pendidikan berupaya untuk menemukan sesuatu yang baru, inovasi baru menurut dia adalah salah satu cara untuk mengalihkan perhatian pada narkoba. “Saat ini generasi milenial kita sangat banyak yang berhasil menemukan inovasi-inovasi. Semua ini bisa dilakukan kalau ada upaya yang serius dalam melakukan suatu aktivitas yang bertujuan menghasilkan sesuatu yang baru,” lanjutnya.

  

Selain itu upaya lain yang bisa dilakukan agar tak terjerumus pada narkoba adalah, dengan melakoni hobi yang positif seperti olahraga dan kesenian. “Mereka yang fokus menggeluti olahraga tertentu biasanya tak punya waktu untuk menghapiri narkoba, kalau hal itu dilakukan bisa berantakan prestasinya. Begitu juga kalau benar-benar fokus pada kegiatan seni. Cuma terkadang ada juga yang tak kuat menahan godaan sehingga terjerumus,” ujar pria yang meneruskan pendidikan di Padjadjaran University, Doctor Business Management (2018) dan The University of Melbourne - Australia, LLM Degree (2002).  

Upaya menjaga generasi muda dari bahaya narkoba, kata Tongam Lumban Tobing, sejatinya adalah tugas bersama. Dari orangtua, tenaga pendidik, pemerintah dan si pemuda sendiri. Semuanya harus bisa bahu-membahu menjaga agar pemuda tak terjerumus pada narkoba yang bisa menghancurkan masa depan. “Ini tugas kita bersama,” tandasnya.

“Apabila masyarakat menemukan penawaran yang sangat menggiurkan oleh sebuah investasi cek dengan 2L; legal dan logis. Legalitasnya perlu dicek, bagaimana perizinannya. Yang berikutnya soal logis atau rasional atau bisa diterima akal sehat engga investasi yang  ditawarkan,” 

Tongam Lumban Tobing