JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir terus mendorong keterwakilan perempuan di jajaran direksi perusahaan pelat merah. Erick memasang target 15 persen pemimpin perempuan di 2021 lalu. Kemudian, target ditingkatkan menjadi 25 persen di 2023.
"Di luar program yang bersifat bisnis korporasi, Kementerian BUMN juga melakukan transformasi human capital. Tercatat selama 2021 Kementerian BUMN berhasil merealisasikan target kesetaraan gender, yakni sebanyak 15 persen posisi direksi BUMN telah ditempati kaum perempuan," katanya, di Jakarta, Sabtu, 1 Januari.
Sekadar informasi, Kementerian BUMN terus mendorong kesetaraan gender. Langkah tersebut bertujuan untuk membentuk BUMN yang lebih inklusif.
Di bawah pimpinan Erick Thohir, Kementerian BUMN terus mengupayakan peningkatan kemampuan talenta perempuan guna memenuhi target 25 persen keterwakilan perempuan pada 2023.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan Kementerian BUMN juga membangun komunitas Srikandi, sebagai wadah pimpinan perempuan dan para perempuan agar dapat saling mendukung.
Pahala mengaku percaya perempuan bisa dan berhak menjadi apapun. Selain itu perusahaan dengan talenta perempuan adalah perusahaan yang berdaya dari sisi ekonomi.
Berikut ini perempuan-perempuan yang berhasil masuk ke dalam lingkaran pejabat perusahaan pelat merah dikutip dari dokumen Kementerian BUMN.
1. Nicke Widyawati
Nicke menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (persero) berdasarkan Surat Keputusan no. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor : SK-97/MBU/04/2018, tanggal 20 April 2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Pertamina.
Dikutip dari website resmi Pertamina, Nicke merupakan lulusan Hukum Bisnis, Universitas Padjadjaran (S2) tahun 2009 dan Teknik Industri, ITB (S1) tahun 1991.
Sebelum menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dipercaya sebagai Direktur SDM Pertamina dan pernah menjabat sebagai Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN (Persero).
2. Setia N. Milatia Moemin
Setia merupakan Direktur Utama Damri sejak tahun 2017. Pengangkatan Setia tertuang dalam surat keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-278/MBU/12/2017. Bagi Setia, industri transportasi bukan sesuatu yang asing, karena sebelum memimpin Perum Damri, dia pernah menjadi anggota komite audit PT Kereta Api Indonesia.
Setia juga pernah menjadi Tim Advisor Dirjen Perhubungan Darat dan Direktur Keuangan PT Eka Sari Lorena. Selain itu, juga pernah menjadi Direktur Negara Institute Transportation Department and Policy (ITPD), Policy Writer Kabinet Indonesia Hebat (Jokowi-JK). Lalu, Staf Ahli Khusus Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), dan hingga saat ini bertugas menjadi Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).
Satu tahun setelah Setia menjadi direktur utama perusahaan, Damri mencatatkan kenaikan laba 300 persen laba bersih perusahaan berakhir 2018 menyentuh angka Rp21,56 miliar.
3. Ira Puspa Dewi
Ira saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT ASDP Ferry. Sebelum menempati posisi tersebut, Ira adalah Direktur Ritel, Jaringan dan SDM PT Pos Indonesia dan Direktur Utama PT Sarinah (Persero).
Ira juga sempat bekerja selama 17,5 tahun di Gap Inc Global Initiative untuk regional Asia sebelum memutuskan bergabung dengan BUMN. Gap Inc merupakan perusahaan speciality retailer, terbesar Amerika yang dikenal dengan merek GAP dan Banana Republic
Adapun Ira sendiri merupakan Doktor Manajemen Stratejik lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Ia juga menamatkan Master in Development Management di Asia Institute of Management, Filipina. Ira juga merupakan Sarjana Sosial Ekonomi Peternakan dari Universitas Brawijaya Malang.
4. Alexandra Askandar
Alexandra merupakan wakil Direktur Utama Bank Mandiri, yang terpilih pada 2020. Alexandra sendiri buka orang baru di Bank Mandiri. Jabatan dia ini di perusahaan tersebut adalah Direktur Corporate Banking.
Alexandra sendiri juga pernah menduduki posisi sebagai Group Head Corporate Banking pada tahun 2015. Lalu di 2016, dia menjabat sebagai senior Executive Vice President.
Perempuan kelahiran 1972 silam ini meraih gelar sarjana di Universitas Indonesia dan gelar MBA dari Boston University, Amerika Serikat.
5. Farida Thamrin
Farida merupakan direktur keuangan dan manajemen risiko PT Bukit Asam sejak April 2021. Sebelum bergabung di PTBA, Farida lama berkarir di Bank Mandiri. Dia sempat menjabat sebagai Group Head Corporate Solution Bank Mandiri, pada 2019-April 2021.
Dia juga pernah menempati posisi Group Head Treasury PT Bank Mandiri pada 2016-2019 dan Group Head Market Risk PT Bank Mandiri periode 2015-2016.
6. Devi Pradnya Paramita
Devi merupakan Direktur Keuangan MIND ID. Dikutip dari situs resmi perusahaan, dia awalnya memulai karir di Financial Advisory Services of PwC. Devi kemudian bekerja sebagai ekonom untuk Kantor Pemerintah Amerika Serikat.
BACA JUGA:
Dia juga pernah menjabat sebagai CFO untuk PGN Saka yang merupakan cabang hulu perusahaan gas negara. Devi juga sempat bergabung dengan perusahaan Bakrie & Brothers sebagai Kepala Departemen Keuangan dan memimpin Corporate Finance di Medco Energi.
Devi merupakan lulusan Universitas Katolik Parahyangan. Dia juga memperoleh gelar Magister Keuangan untuk jurusan khusus Manajemen Risiko dari ICMA Business School, Inggris pada 2000. Serta mengambil kursus ekonomi di FSI, Washington D.C, pada 2016.
7. Novita Widya
Novita merupakan direktur keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Sebelumnya Novita juga pernah menjabat sebagai Senior Vice President Accounting PT Bank Mandiri Persero Tbk pada 2017-2020 dan Senior Vice President Strategy & Performance Management Mandiri pada 2020.
8. Yuliana Indrianti
Yuliana merupakan Direktur Penelitian dan Pengembangan Bisnis PT Bio Farma. Pengangkatan Yuliana tertuang dalam surat keputusan Menteri BUMN nomor SK-322/MBU/10/2021 tentang perubahan nomenklatur jabatan, pengalihan tugas Komandan pengangkatan anggota anggota direksi perusahaan perseroan PT Bio Farma pada tanggal 1 Oktober 2021.
Sebelum bergabung dengan BUMN, Yuliana pernah bekerja di beberapa perusahaan farmasi di Indonesia dan menduduki jabatan strategis. Salah satunya, Director Licensing Out and Regulatory Affairs PT Kalbe Genexine Biologics.
9. Hilda Savitri
Hilda merupakan direktur keuangan PT Hutama Karya (Persero). Pengangkatannya berdasarkan surat keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: SK-182/BMU/06/2020.
Dikutip dari situs resmi perusahaan, Hilda pernah berkarir sebagai Direktur PT Indonesia Infrastructure Finance pada 2016-2020 dan Direktur Investasi di TAEL Management (2007-2015).
10. Fetty Kwartati
Fetty adalah Direktur Utama PT Sarinah (Persero). Dia diangkat sebagai Direktur utama pada 2020 Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-247/MBU/07/2020.
Sebelum bergabung dengan BUMN, Fetty merupakan Corporate Secretary & Head of Investor Relation PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAP) sejak 2010. Lalu, dia juga pernah menjadi Wakil Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia.