Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pasar global sedang menghadapi tekanan signifikan pada awal 2022, termasuk juga Indonesia. Setidaknya, kata Erick, ada tiga tekanan yang dihadapi Indonesia. Salah satunya adalah stabilitas dari supply chain yang menjadi ketidakpastian.

Erick mengatakan bahwa kondisi tersebut yang membuat harga komoditi menjadi mahal, seperti salah satunya harga bahan pangan.

"Contoh di kelapa sawit kita diuntungkan harganya mahal, tapi tentu ibu-ibunya jadi gundah. Ini hal yang terjadi," ujar Erick dalam Peresmian Holding BUMN Pangan, Rabu, 12 Januari.

Kemudian, kata Erick, selain dari harga dari minyak, bahan utama yang dibutuhkan oleh petani yaitu pupuk juga mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.

"Sama di pupuk, bicara pupuk bahan baku baik sampai tiga kali lipat. Artinya ada tekanan di 2022 ini. Itu lah yang terjadi saat ini," ujarnya.

Tekanan kedua adalah disrupsi digital dan inovasi. Karena itu, menurut Erick, digitalisasi dan inovasi menjadi sangat penting. Pasalnya, Indonesia tertinggal sangat jauh dengan negara tetangga terkait hal tersebut.

"Di beberapa negara tetangga punya beberapa produk unggulan, berdasarkan research dan teknologi. Kita masih terjebak supply-demand. Dan negara tetangga sudah punya produk-produk unggulan," tuturnya.

Terakhir adalah tekanan dari sektor kesehatan. Erick mengatakan pandemi COVID-19 juga masih menjadi tekanan tersendiri untuk Indonesia.

"Yang ketiga tentu tekanan kesehatan yang terus menghantui kita semua, manusianya pun bisa terkena," ujar Erick.