Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengkonfirmasi bahwa terjadi penurunan realisasi pembiayaan utang pada sepanjang tahun lalu.

Dalam penjelasan Menkeu, hingga 31 Desember 2021 tercatat pembiayaan utang adalah sebesar Rp867,4 triliun. Angka ini setara 73,7 persen dari pagu yang direncanakan sebesar Rp1.177,4 triliun.

“Pembiayaan utang kita lihat Rp310 triliun lebih kecil,” ujarnya dalam konferensi pers APBN Kita 2021 yang digelar di Jakarta, Senin, 3 Januari.

Menurut bendahara negara, hasil positif tersebut tidak lepas dari strategis mengoptimalkan kebijakan Surat Keputusan Bersama (SKB) III dengan Bank Indonesia dan Saldo Anggaran Lebih (SAL) periode sebelumnya.

“Ini jika dibandingkan dengan pembiayaan utang 2020 yang sebesar Rp1.229,6 triliun, berarti turun hampir 30 persen (29,5 persen) hanya dalam waktu satu tahun,” tuturnya.

Lebih lanjut, Menkeu menyebut torehan yang dibukukan pada tahun lalu juga tidak lepas dari kinerja pendapatan negara yang surplus Rp259,5 triliun menjadi Rp2.003,1 triliun dari pagu Rp1.743,6 triliun.

Indikasi gemilang kerja APBN 2021 tercermin pula dari defisit anggaran yang mengecil jadi Rp783,7 triliun atau 4,65 persen dari produk domestik bruto (PDB), dari sebelumnya Rp1.006,4 triliun atau 5,7 persen PDB.

Dalam catatan VOI, hingga akhir Oktober 2021, jumlah utang pemerintah diketahui Rp6.687,28 triliun atau setara dengan 39,69 persen PDB. Adapun, beban pembayaran bunga utang negara pada sepanjang 2020 mencapai Rp317,89 triliun