JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani resmi membuka rangkaian pertemuan jalur keuangan atau finance track G20 untuk periode 2022.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan Pertemuan awal ini berperan penting dalam memastikan keberlanjutan kepemimpinan G20 dalam mendukung pemulihan ekonomi global baik dalam jangka pendek maupun panjang, sejalan dengan tema Recover Together, Recover Stronger.
“Dalam menjaga keberlanjutan dan memperkuat kolaborasi global, pertemuan ini membahas berbagai agenda prioritas dalam menghadapi tantangan perekonomian,” ujarnya seperti yang dilansir laman resmi, Kamis, 9 Desember.
Menurut Perry, agenda prioritas finance track dalam Presidensi G20 Indonesia sangat relevan dengan tugas BI sebagai bank sentral.
“Disini kami membahas berbagai hal strategis, antara lain kerja sama internasional dalam normalisasi kebijakan moneter, penerapan regulasi di sektor keuangan yang harus memperhatikan kesiapan sektor keuangan, dan digitalisasi sistem pembayaran, termasuk Central Bank Digital Currency (CBDC),” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan keketuaan Indonesia di G20 akan menjadi ajang menunjukkan peran RI dalam memimpin forum global untuk mengatasi berbagai tantangan dan isu di tingkat dunia.
“Indonesia bertekad untuk mengatasi tantangan global yang masih akan muncul dan mencari solusi terbaik, memastikan bahwa semua negara dapat pulih bersama serta mendorong reformasi kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif pasca pandemi,” jelasnya.
BACA JUGA:
Oleh karena itu, sambung Menkeu, Presidensi G20 Indonesia akan mendorong pembahasan enam agenda prioritas dalam jalur keuangan. Pertaman, koordinasi exit strategy untuk mendukung pemulihan global.
Kedua, upaya penanganan dampak pandemi (scaring effects) dalam perekonomian guna mendukung pertumbuhan yang lebih kuat di masa depan, Ketiga, penguatan sistem pembayaran di era digital.
Empat, pengembangan pembiayaan berkelanjutan (sustainable finance). Kelima, peningkatan sistem keuangan yang inklusif, serta yang terakhir adalah agenda Perpajakan internasional.
“Agenda prioritas dan legacy issue Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat menyeimbangkan agenda global dengan prioritas dan kepentingan domestik, serta menyelaraskan kepentingan berbagai pihak, baik negara maju maupun negara berkembang,” tegasnya.
Adapun, pembukaan pertemuan finance track ini dilakukan di Bali mulai 9 hingga 10 Desember 2021. Tercatat sejumlah nama penting berpartisipasi dalam agenda ini secara hybrid, diantaranya Menteri Keuangan Italia Daniele Franco dan Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman.