Bagikan:

JAKARTA - Industri properti Indonesia terkena dampak buruk sejak merebaknya wabah COVID-19. Banyak masyarakat yang memilih menahan diri untuk membeli properti. Namun, tren pencarian tanah mengalami peningkatan signifikan selama masa kenormalan baru diberlakukan.

Berdasarkan hasil riset 99 Group, di masa kenormalan baru tercatat bahwa tren suplai dan pencarian mengalami peningkatan konstan pada Mei ke Juni 2020. Hal ini menunjukkan bahwa asa terhadap sektor properti kian membaik.

Country Manager 99 Group Indonesia, Maria Herawati Manik mengatakan, rumah tapak selalu menjadi primadona pencarian di antara tipe properti lainnya. Walau demikian, hal ini tak bisa menutupi fakta bahwa pencarian rumah pun mengalami koreksi pada akhir kuartal I 2020.

"Perubahan positif mulai terjadi dari April ke Mei, terjadi kenaikan pencarian sebesar 60 persen. Sementara itu, pada Juni kenaikan masih terjadi sebesar 50 persen," katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 17 Juli.

Sayangnya, peningkatan pencarian ini tidak dibarengi dengan suplai tanah yang mengalami penurunan drastis sejak kurun Januari-Februari 2020 sebesar 90 persen. Penurunan terus berlanjut hingga Februari-Maret sebesar 28 persen. Sementara untuk permintaan dan suplai harga properti saat normal baru, riset 99 Group menunjukkan tidak ada perubahan fundamental.

Menurut Maria, properti dengan harga kurang dari Rp300 juta paling banyak dicari, yaitu sebesar 30 persen. Sementara itu dari sisi suplai, properti dengan harga Rp2 miliar hingga Rp5 miliar paling mendominasi dengan persentase 22,5 persen.

Bila dibandingkan kuartal per kuartal, tren pencarian pada kuartal I/2020 condong ke properti harga kurang dari Rp300 juta. Masuk ke kuartal II/2020, ada peningkatan pencarian pada properti dengan rentang harga Rp300 juta hingga Rp1 miliar.

"Dari segi suplai, terjadi peningkatan untuk properti dengan rentang harga Rp5 miliar hingga Rp10 miliar pada kuartal II/2020. Dari 6,4 persen menjadi 10,4 persen. Lalu untuk properti harga kurang dari Rp300 juta menurun di kuartal II/2020, dari 18,3 persen menjadi 14,9 persen," jelasnya.

Maria mengatakan, adanya pertumbuhan lebih dari 100 persen untuk tren pencarian properti rentang harga Rp300 juta hingga Rp500 juta pada Mei ke Juni. Sementara dari segi suplai, pada periode sama, properti dengan harga di bawah Rp300 juta naik 40 persen dan properti rentang harga Rp2 miliar hingga Rp5 miliar naik 50 persen.

"Properti di Jakarta Selatan paling dicari pada masa new normal dari sekian banyak kota di Indonesia," jelasnya.

Sementara itu dari segi pencarian, wilayah-wilayah yang paling diincar yaitu Jakarta Selatan 19,5 persen; Tangerang 16,5 persen; Bandung 15,4 persen; Jakarta Barat 9,4 persen; dan Jakarta Timur 8,9 persen.

Suplai properti terbanyak terdapat di kota-kota yakni Bandung 22,2 persen; Jakarta Utara 17,7 persen; Surabaya 16,2 persen; Bekasi 10 persen; dan Jakarta Selatan 8,9 persen.

"Bila dibandingkan antara April dan Juni, Kota Bandung mengalami kenaikan pencarian properti paling tinggi yaitu sebesar 5 kali lipat. Sementara Tangerang dan Jakarta Barat naik 3 kali lipat," jelasnya.