JAKARTA - Ledakan keras terjadi empat kali di sebuah kamp militer di Guinea Khatulistiwa, mengakibatkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
"Korban tewas akibat ledakan tak disengaja di sebuah kamp militer di Guinea Khatulistiwa naik menjadi 98 pada Senin, kata televisi pemerintah, seperti dilansir Euronews.
Sejumlah jenazah dan korban selamat berhasil ditarik dari puing-puing setelah empat ledakan besar tersebut menghancurkan sebuah kamp militer dan sekitarnya di Bata, Guinea Khatulistiwa, dengan jumlah korban luka mencapai 615 orang.
Tiga anak berusia 3 dan 4 tahun ditarik hidup-hidup dari reruntuhan rumah dan dibawa ke rumah sakit, menurut TVGE, stasiun televisi pemerintah di bawah Kementerian Penerangan.
Lokasi menunjukkan gambaran mirip dengan zona perang, di mana pekerja penyelamat dan warga sipil berjuang untuk mengeluarkan mayat dari reruntuhan yang berasap.
Serangkaian empat ledakan besar terjadi Minggu petang, menghantam kamp Nkoa Ntoma, yang menampung pasukan khusus dan polisi serta keluarga mereka, serta rumah-rumah di dekatnya.
Presiden Guinea Khatulistiwa Teodoro Obiang Nguema, menyalahkan kecelakaan itu karena pembakaran tunggul oleh petani lokal dan lalainya pengawasan depot amunisi di kamp tersebut.
"Kota Bata telah menjadi korban kelalaian tim yang bertugas menjaga simpanan dinamit, bahan peledak dan amunisi. (Ini) terbakar karena bara api yang disebabkan oleh pembakaran tunggul di ladang oleh petani, yang akhirnya menyebabkan serangkaian ledakan," sebut Obiang dalam pernyataannya.
BACA JUGA:
Kementerian Pertahanan mengatakan, ledakan yang disebabkan oleh amunisi kaliber besar menyebabkan gelombang kejut yang benar-benar menghancurkan banyak rumah di dekatnya.
⚠️Datos de la emergencia sanitaria en Bata:
🔵 615 heridos:
- 316 dados de alta
- 299 permanecen ingresados en Hospital Regional de Bata, Centro Médico la Paz y Policlínico Guinea Salud
🔵Cifra oficial de fallecidos:
- 98 fallecidos reportados hasta ahora
Fuente: @La_Vice_Press pic.twitter.com/03ADU4peOH
— Guinea Salud (@GuineaSalud) March 8, 2021