Bagikan:

JAKARTA - Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman menyebut ada penambahan satu alutsista yakni Kapal Riset (KR) Baruna Jaya untuk membantu mencari korban, material pesawat, hingga black box Sriwijaya Air SJ-182 pada hari ini.

KR Baruna Jaya dimiliki oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). KR Baruna Jaya memiliki peralatan yang mampu membantu melakukan search and rescue (SAR). Kapal ini pernah menemukan flight data recorder (FDR) black box Lion Air JT-610.

Rasman bilang, Kapal Baruna Jaya yang akan diturunkan mampu mendeteksi benda di bawah air. Dengan adanya penambahan satu kapal, maka total alutsista yang dikerahkan menjadi 54 buah.

"Kalau kemarin 53 kapal, hari ini ada perkuatan jadi 54 alutsista yang terlibat. Kalau tidak salah, tambahannya KR baruna jaya tambahan untuk memperkuat deteksi bawah air," kata Rasman di Posko Terpadu JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 12 Januari.

Kemudian, Rasman menuturkan tim juga mengerahkan alutsista udara sejumlah 13. Ditambah perahu  mobilitas seperti rib, jetski, perahu karet, dan sea rider sekitar 20 buah. Di darat, ada 22 ambulans yang disiagakan.

Pada hari ini, jumlah tim operasi SAR yang dikerahkan sebanyak 3.600 orang. Angka ini bertambah 1.000 orang dari jumlah personel pencarian Sriwijaya Air SJ-182 Senin, 10 Januari pagi kemarin.

"Potensi yang terlibat sekitar 3.600-an orang dengan segala tugas dan fungsinya, dan memang tetap kita fokuskan di LKP (last known position) untuk pencarian dan pertolongan," jelasnya.

Sampai pagi ini, telah ditemukan sebanyak 74 kantong berisi bagian tubuh korban atau body part, 16 kantong berisi serpihan pesawat berukuran kecil, dan 24 potongan pesawat berukuran besar yang telah dibawa ke Posko Terpadu JICT 2.

Ketika ada penemuan serpihan pesawat, Basarnas akan menyerahkannya kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Sementara, potongan tubuh atau properti milik korban diserahkan ke tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk diidentifikasi.