JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menunjuk Mayor Jenderal (Mayjen) Maruli Simanjuntak menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Maruli mengisi jabatan yang kosong setelah ditinggal Jenderal Dudung Abdurachman yang beberapa waktu lalu dipromosikan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Dalam keterangan tertulis Pusat Penerangan TNI, pengangkatan Maruli sebagai Pangkostrad tertuang dalam Surat Keputusan Jabatan 328 Perwira Tinggi TNI nomor 66 tahun 2022.
"Pangkostrad dijabat oleh Mayjen TNI Maruli Simanjuntak)," demikian kutipan keterangan tertulis Puspen TNI, Sabtu, 22 Januari. Sebelum ditunjuk menjadi Pangkostrad, Maruli adalah Penglima Daerah Militer (Pangdam) IX/Udayana.
Maruli juga diketahui menantu dari Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Selain Pangkostrad, dalam keputsan itu ada 10 jabatan perwira tinggi bintang 3 yang dirotasi. Juga ada 28 jabatan yang termasuk dalam satuan baru di TNI sesuai Perpres nomo 66 tahun 2019 tentang Susunan Organisasi TNI.
BACA JUGA:
Lantas, apa kata DPR soal Sosok Maruli yang Jadi Pangkostrad?
Anggota Komisi I DPR Christina Aryani menilai Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Maruli Simanjuntak layak sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Pasalnya, menurut Christina, sosok Mayjen Maruli Simanjuntak punya rekam jejak teruji dalam tugas-tugas yang diemban selama ini.
“Dalam jabatan sebagai Pangdam XI Udayana, ia memiliki kinerja baik utamanya menyangkut tata kelola, penggunaan dan pelaporan anggaran. Dalam kunjungan kerja saya dan rekan-rekan Komisi I ke Bali tahun lalu, saya menilai yang bersangkutan tegas yang tidak neko-neko,” ujar Christina, Minggu, 23 Januari.
Politikus Golkar itu meyakini Pangkostrad baru akan mampu melakukan tugasnya dengan profesional. Terlebih, Pangkostrad merupakan jabatan yang sangat strategis.
“Kami percaya Pangkostrad baru mampu melakukan tugasnya dengan profesional,” kata Christina.
Christina mengatakan, TNI adalah milik negara dan politik yang dijalankan adalah politik negara. Dia menuturkan bahwa tantangan pertahanan dan keamanan ke depan bukan hal mudah
“Sehingga kami berharap Pangkostrad yang baru mampu mengelola tantangan dengan baik sesuai tupoksinya yaitu membina kesiapan operasional jajaran komandonya serta menyelenggarakan operasi keamanan pada tingkat strategis, selaras dengan kebijakan, dan arahan Panglima TNI dan KSAD,” harapnya.
Christina menambahkan, penunjukan Maruli Simanjuntak itu mengakhiri kekosongan jabatan Pangkostrad selama lebih dari 2 bulan dan telah melewati proses sebagaimana mestinya di Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti).
“Kami meyakini keputusan diambil berdasarkan pertimbangan matang sesuai kebutuhan Kostrad sebagai komando utama tempur TNI AD terbesar, sesuai dengan tantangan pertahanan dan keamanan ke depannya,” pungkasnya.
Sementara, Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin menilai, penunjukan Mayjen Maruli Simanjuntak sebagai Pangkostrad telah melalui pertimbangan yang matang.
Menurutnya, mutasi dan promosi seorang perwira tinggi di TNI itu sudah melalui proses yang panjang melalui Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) dan menjadi keputusan final.
"Tentu seseorang yang dipromosikan sudah memenuhi persyaratan, baik dari rekam jejaknya, prestasi maupun pengalaman. Sehingga kita tidak perlu mempertanyakan yang aneh-aneh," kata Hasanuddin kepada wartawan, Minggu, 23 Januari.
Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP) itu mengatakan, TNI tentu memiliki mekanisme tersendiri soal siapa sosok yang tepat menjadi Pangkostrad.
Hasanuddin mengimbau agar persoalan ini diserahkan kepada pimpinan TNI yang tentunya sudah melakukan prosedur sesuai ketentuan yang berlaku.
"Saya pribadi mengucapkan selamat kepada perwira tinggi yang mendapatkan promosi. Semoga amanah," pungkasnya.