JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengaku saat ini pemerintah membutuhkan tambahan kamar isolasi pasien COVID-19 yang mendesak.
Wiku mengungkapkan, saat ini terjadi peningkatan jumlah orang yang positif COVID-19 dari pelaku perjalanan luar negeri dalam satu pekan terakhir.
Secara akumulatif kedatangan pelaku perjalanan internasional di DKI Jakarta sebagai salah satu entry point kedatangan luar negeri dari Mei 2020 hingga 12 Januari 2022 mencapai 713.222 dengan tren jumlah kedatangan tertinggi di awal Januari 2022.
“Jumlah kasus positif pada pelaku perjalanan mencapai 200-350 per hari. Sebagian besar tanpa gejala dan tidak memerlukan perawatan rumah sakit. Kehadiran hotel isolasi sangat penting," kata Wiku dalam keterangannya, Jumat, 14 Januari.
Karenanya, saat ini pemerintah menambah empat hotel isolasi COVID-19 di Jakarta. Fasilitas hotel isolasi ini menjadi opsi lain untuk melakukan isolasi selain Rumas Sakit Darurat COVID-19 yang saat ini berjumlah 93 RS di Ibu Kota.
Wiku mengungkapkan, kehadiran 4 hotel memberikan tambahan kapasitas kamar menjadi 400 yang tersebar di berbagai hotel seperti Hotel Alia, Gran Cempaka, D’Arcici Cempaka Putih, dan D’Arcici Plumpang.
"Tidak semua hotel memenuhi syarat seperti menyediakan fasilitas isolasi atau tidak menerima tamu non isolasi. Dengan demikian, pemilihan fasilitas
tambahan ini sudah melalui penilaian ketat sesuai standar yang berlaku," ujar dia.
Sebagai informasi, kasus positif di Indonesia telah meningkat selama 2 minggu berturut-turut. Dari 1.200 kasus, naik menjadi 1.400 kasus dan pada minggu terakhir hampir mencapai 3.000 kasus, atau naik lebih dari dua kali lipat dari minggu sebelumnya.
Kenaikan kasus positif harian bahkan sempat melebihi 800 dalam sehari pada 11 Januari lalu. Sementara kemarin, pada 12 Januari, terdapat penambahan 600 kasus positif. Padahal, sebelumnya penambahan kasus sudah berhasil ditekan pada kisaran 100-200 kasus positif per hari.
Sementara itu, kasus aktif juga mengalami kenaikan konsisten dalam seminggu terakhir hingga per 12 Januari mencapai hampir mencapai 7.000 kasus, setelah sebelumnya berhasil ditekan pada kisaran 4.000 kasus.