JAKARTA - Laboratorium Genomik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dibangun di Cibinong, Jawa Barat, ditargetkan beroperasi pekan depan Januari 2022.
"Pembangunan gedung sudah rampung, furniture (mebel) sudah masuk dan ditargetkan minggu ini sudah selesai sehingga minggu depan harusnya sudah dapat berfungsi," kata Koordinator Infrastruktur Koleksi Ilmiah dari Direktorat Infrastruktur Koleksi Ilmiah Kedeputian Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Ishak Siregar dalam keterangan tertulis di Jakarta, dilansir Antara, Selasa, 11 Januari.
Saat ini di pekan kedua Januari 2022, Laboratorium Genomik sedang berbenah. Proses pemasangan mebel untuk kelengkapan dan pemindahan alat-alat laboratorium termasuk peralatan dari Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman yang sudah masuk di lantai 4.
Ishak menuturkan Laboratorium Genomik merupakan salah satu fasilitas infrastruktur pendukung riset terintegrasi dari beberapa laboratorium yang ada di pusat riset dalam Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati, yakni Pusat Riset Biomaterial, Pusat Riset Bioteknologi, Pusat Riset Biologi, dan PRBM Eijkman.
Fasilitas dan infrastruktur riset yang memadai dan mendukung kerja baik sumber daya manusia (SDM) riset maupun manajemen riset diperlukan untuk memajukan riset dan inovasi Indonesia.
Berbagai infrastruktur riset dibangun dengan pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) di beberapa lokasi kawasan kerja BRIN.
Untuk wilayah Cibinong, salah satu fasilitas infrastruktur riset yang selesai dibangun sejak September 2021 adalah adalah Gedung National Integrated Center for Genomic, Tropical Biodiversity and Environment atau Laboratorium Genomik.
Fasilitas Laboratorium Genomik yang terintegrasi menyediakan peralatan riset mutakhir untuk bioteknologi dan rekayasa molekuler bagi publik.
Fasilitas tersebut diproyeksikan sebagai fasilitas riset nasional untuk menghasilkan produk-produk berguna berbasis rekayasa biologi molekuler (material herediter, sekuens, DNA dan RNA, host, gen sintetik, vaksin, protein farmasetik) berbasis bahan lokal.
Selain itu, fasilitas modern terstandar itu dapat digunakan sebagai laboratorium acuan di bidang bioteknologi dan bioenginering, dan sebagai fasilitas pusat pertukaran ilmu pengetahuan di tingkat regional maupun internasional.
Sistem pengelolaan Laboratorium Genomik berupa terbuka bagi siapapun (open space) dan terpusat. "Itu berarti siapapun dapat menggunakannya baik peneliti di dalam BRIN maupun dari luar, termasuk mahasiswa."
"Jadi berbeda dengan skema sebelumnya bahwa laboratorium berupa peralatan laboratorium hanya dapat digunakan bagi peneliti internal saja dan seolah-olah hanya milik peneliti atau satuan kerja tertentu,” tutur Ishak.
BACA JUGA:
Secara umum sebagian besar ruangan-ruangan dalam Laboratorium Genomik dengan luas bangunan 16.000 meter persegi itu terdiri dari ruangan-ruangan untuk laboratorium riset, dan dilengkapi dengan ruangan pendukung lain diantaranya ruang co-working space, front office, meeting room, workshop and training, administrasi, ruang IT, mushala dan gudang.
Ruangan co-working space disediakan bagi para periset di gedung tersebut selama proses penelitian berlangsung, namun peneliti tidak menetap atau memiliki ruang kerja sendiri.
Berdasarkan jenisnya, untuk ruangan laboratorium terdiri dari Laboratorium Bioprospeksi dan Pemanfaatan Biodiversitas (Wing A) dan Laboratorium Biodiversitas dan Lingungan Tropika (Wing B).
Laboratorium yang terdapat di Wing A terdiri dari Lab Teknik Bioproses dan Teknologi Fermentasi di lantai 1, Lab Bioprospeksi dan Bioassay di lantai 2, Lab Rekayasa Genetika, Protein dan Metabolik di lantai 4.
Sedangkan di Wing B terdiri dari Lab Preparasi dan Lab Pengolahan limbah di lantai 1, Lab Biodiversitas Tropika dan Lab Mitigasi Perubahan Iklim lantai 2, Lab Advance Environmental Analysis dan Lab Basic Environmental Analysis di lantai 3, dan Lab Kesehatan Lingkungan dan Lab Toksikologi di lantai 4.