JAKARTA - Inggris belum mewajibkan warganya untuk menerima vaksinasi COVID-19, di tengah tingginya kasus infeksi dan laporan kematian harian akibat virus corona.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada Hari Kamis, vaksin COVID-19 tidak akan diwajibkan meskipun juru kampanye anti-vax mencegah orang untuk mengambil suntikan.
PM Johnson mengatakan, dia ingin membujuk orang-orang yang ragu-ragu tentang vaksin untuk mendapatkannya, tetapi tugas itu dipersulit oleh orang-orang yang menyebarkan informasi yang salah.
"Saya ingin pendekatan sukarela di negara ini, dan kami akan mempertahankan pendekatan sukarela. Negara-negara Eropa lainnya akan melakukan pemaksaan," ujar PM Johnson mengutip Reuters 7 Januari.
"Tapi betapa tragisnya kita mendapat semua tekanan ini pada NHS (Layanan Kesehatan Nasional) dan Anda membuat orang-orang di luar sana menyemburkan omong kosong tentang vaksinasi. Dan saya pikir sudah waktunya saya, ( dan) pemerintah, memanggil mereka tentang apa yang mereka lakukan. Itu benar-benar salah. Ini benar-benar kontraproduktif," paparnya.
Sementara itu, Inggris melaporkan 179.756 kasus baru infeksi COVID-19 pada Hari, sementara angka kematian akibat COVID-19 bertambah sebanyak 231 kematian lagi dalam 28 hari setelah tes positif, data resmi menunjukkan.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, sehari sebelumnya Inggris mencatat 194.747 kasus baru infeksi COVID-19, dengan angka kematian yang dilaporkan akibat COVID-19 mencapai 334 kematian.