JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Hari Rabu meminta pihak berwenang China dan Hong Kong, untuk segera membebaskan anggota staf outlet media pro-demokrasi Stand News yang ditangkap setelah penggerebekan polisi yang menutup publikasi.
"Kami meminta pihak berwenang RRC dan Hong Kong untuk berhenti menargetkan media bebas dan independen Hong Kong dan segera membebaskan para jurnalis dan eksekutif media yang telah ditahan dan didakwa secara tidak adil," kata Menlu Blinken dalam sebuah pernyataan, merujuk pada Republik Rakyat China, mengutip Reuters 30 Desember.
"Dengan membungkam media independen, RRC dan otoritas lokal merusak kredibilitas dan kelangsungan hidup Hong Kong," kritiknya.
Diberitakan sebelumnya, ratusan polisi keamanan nasional Hong Kong menggerebek kantor outlet media pro-demokrasi online Stand News pada Hari Rabu, menangkap enam orang, termasuk staf senior, karena diduga melakukan pelanggaran 'publikasi hasutan'.
Serangan terhadap Stand News menimbulkan lebih banyak kekhawatiran tentang kebebasan pers di bekas jajahan Inggris, yang kembali ke pemerintahan China pada tahun 1997 dengan janji bahwa kebebasannya, termasuk kebebasan pers, akan dilindungi.
Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan, pihaknya memiliki surat perintah yang mengizinkannya "untuk mencari dan menyita materi jurnalistik yang relevan".
"Lebih dari 200 petugas polisi berseragam dan berpakaian preman telah dikerahkan," bunyi pernyataan itu.
BACA JUGA:
Secara terpisah, polisi mengatakan mereka telah menangkap tiga pria dan tiga wanita, berusia 34 hingga 73 tahun, tanpa menyebut nama mereka, karena "berkonspirasi untuk menerbitkan publikasi hasutan".
Untuk diketahui, stand News yang didirikan pada tahun 2014 sebagai organisasi nirlaba, adalah publikasi pro-demokrasi paling menonjol yang tersisa di Hong Kong setelah penyelidikan keamanan nasional tahun ini menyebabkan penutupan tabloid Apple Daily milik taipan Jimmy Lai yang dipenjara.