JAKARTA - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa yang berusia 69 tahun dinyatakan positif COVID-19 pada Hari Minggu, kendati sudah divaksinasi, usai mengikuti kegiatan resmi dan menunjukkan gejala ringan.
"Presiden mulai merasa tidak enak badan setelah meninggalkan State Memorial Service untuk menghormati mantan Wakil Presiden FW de Klerk di Cape Town hari ini," sebut Kepresidenan Afrika Selatan mengutip Reuters 13 Desember.
Pada upacara peringatan, Presiden Ramaphosa yang mengenakan masker memberikan pidato penghormatan bagi pemimpin terakhir pemerintah minoritas kulit putih Afrika Selatan, yang membantu merundingkan untuk mengakhirinya.
Frederik Willem de Klerk, yang dipuji karena mengawasi transisi damai dari pemerintahan minoritas kulit putih di Afrika Selatan, ke pemerintahan mayoritas kulit hitam yang dipimpin oleh Nelson Mandela, meninggal bulan lalu pada usia 85 tahun setelah berjuang melawan kanker.
"Dalam mengambil langkah berani seperti itu, F.W. de Klerk melawan banyak orang di partainya sendiri, dan melawan banyak orang kulit putih Afrika Selatan," ujar Presiden Ramaphosa di upacara peringatan kenegaraan untuk mantan pemimpin tersebut.
"Presiden, yang telah divaksinasi penuh, berada dalam isolasi mandiri di Cape Town dan telah mendelegasikan semua tanggung jawab kepada Wakil Presiden David Mabuza untuk minggu depan," tambah pihak kepresidenan.
Untuk diketahui, dalam beberapa hari terakhir, wabah nasional yang diyakini terkait dengan varian baru Omicron dari virus corona telah menginfeksi sekitar 20.000 orang per hari. Ilmuwan Afrika Selatan tidak melihat tanda bahwa varian tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Setelah beberapa pertimbangan, pemakaman de Klerk dilakukan secara tertutup bulan lalu. Memberikan pemakaman kenegaraan kepada mantan penguasa apartheid, bahkan yang telah merundingkan untuk mengakhirinya, dapat memicu protes. Kendati demikian, pemerintah tetap mengumumkan empat hari berkabung nasional, dengan upacara peringatan negara.