Sediakan Konsentrator Oksigen Gratis Bagi Warga yang Membutuhkan, Wanita Ini Ditangkap Rezim Militer Myanmar
JAKARTA - Seorang penduduk Kotapraja Hlaing Yangon yang dikenal secara lokal menyediakan konsentrator oksigen gratis, ditangkap pekan lalu karena dicurigai sebagai anggota gerakan perlawanan anti-rezim militer.
Khine Lwin (40), berada di rumahnya di Butaryone Street, Yangon, Maynmar ketika tiba-tiba digerebek oleh pasukan junta sekitar pukul 2 siang, Kamis pekan lalu menurut putrinya.
"Dua puluh pasukan berpakaian preman menyerbu rumah kami dan memeriksa barang-barang kami. Mereka mengambil semua telepon dan laptop di rumah kami," sang putri yang berusia 15 tahun di Facebook, seperti mengutip Myanmar Now Minggu 22 Agustus.
Sebuah sumber yang dekat dengan keluarga mengatakan, mereka yang melakukan penggerebekan saat itu berteriak, Khine Lwin ditangkap karena melakukan pembunuhan dan terorisme. Tidak jelas tuduhan apa yang akan dikenakan terhadap ibu dua anak itu, yang keberadaannya sejak penangkapannya masih belum diketahui.
Rezim militer Myanmar telah meningkatkan upayanya untuk menahan penentang kekuasaannya, sejak memberlakukan pembatasan baru pada Bulan Juni dengan dalih menahan penyebaran COVID-19.
Gelombang ketiga pandemi COVID-19 telah merenggut ribuan nyawa di negara itu sejauh ini, terutama karena kekurangan pasokan oksigen medis.
Pada Hari Minggu, komentator politik terkenal Sithu Aung Myint ditangkap di sebuah apartemen di Yangon selama pemeriksaan malam daftar tamu terdaftar.
Pengacara dan anggota keluarganya mengatakan, mereka tidak memiliki kontak dengannya sejak dia dibawa ke pusat interogasi segera setelah penangkapannya.
Baca juga:
- Intelijen Ungkap Senjata Buatan AS yang Dikuasai Taliban, 2.000 Kendaraan Lapis Baja hingga Helikopter Black Hawk
- Israel Lancarkan Serangan Udara ke Damaskus dan Homs di Suriah
- Menlu Wang Yi Sebut Dunia Harus Dukung Transisi di Afghanistan, Taliban Bilang China Bisa Berkontribusi
- Taliban Minta para Imam Afghanistan Serukan Persatuan saat Salat Jumat Pertama
Untuk diketahui, data Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) menyebutkan, setidaknya 5.759 orang telah ditangkap, didakwa atau dihukum oleh rezim sejak merebut kekuasaan pada 1 Februari. Hingga 19 Agustus lalu, junta juga telah membunuh sedikitnya 1.007 orang, menurut angka AAPP.
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.