Khofifah Bakal Bangun Plengsengan Permanen Cegah Banjir dari Luapan Sungai Kedunggaleng Probolinggo
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan membangun plengsengan permanen di Sungai Kedunggaleng, Kabupaten Probolinggo. Plengsengan dibuat guna mengantisipasi banjir akibat meluapnya air sungai.
"Ke depannya Pemprov bersama BBWS akan membangun plengsengan permanen. Untuk sementara ini akan dibuat bronjong sebagai penanganan darurat di tanggul-tanggul yang jebol," kata Khofifah, di Surabaya, Jumat, 12 Maret.
Menurut Khofifah, ada empat desa terendam banjir ketika air di sungai tersebut meluap sejak Rabu, 10 Maret. Yakni Desa Kalirejo, Desa Kedungdalem, Desa Tegalrejo dan Desa Dringu di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo.
Intensitas hujan tinggi membuat air meluap. Penyebab lainnya, kata dia, karena sedimentasi dasar sungai, sehingga tidak mampu menampung debit air sungai yang sangat deras.
"Banjir itu juga sempat menggenangi jalan raya, sehingga menyebabkan kemacetan di jalur selatan Probolinggo," katanya.
Untuk mengatasi banjir tersebut, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim, Kementerian PUPR melalui BBWS Brantas, serta Pemkab Probolinggo sudah mengalokasikan anggaran untuk penanganan Banjir luapan Sungai Kedunggalang dan saling bersambung.
Baca juga:
- Askolani Ditunjuk Sri Mulyani Jadi Dirjen Bea Cukai Gantikan Heru Pambudi
- Presiden Jokowi di HUT UNS: Pandemi COVID-19 Ajarkan Kita Dobrak Cara Lama
- Nadiem Makarim Jawab Kritik Frasa Agama Hilang di PJP: Tidak Benar, Tidak Mungkin Kemendikbud Hapus Agama
- DPRD Sebut Dugaan Korupsi Lahan Rumah DP Rp0 Akibat Anies Berikan Kewenangan
Dalam waktu dekat pemasangan bronjong bisa segera dimulai, sebelum nantinya dibangun plengsengan permanen.
"Detail engineering design (DED) nya sedang dihitung mungkin kurang lebih 1,5 bulan, supaya titik-titik rawan ini bisa dilakukan recovery lebih dulu dan selanjutnya sambil disesuaikan kemampuan anggaran di tahun 2022," ujarnya.
Khofifah juga meminta kepada seluruh warga, untuk gotong royong mengaktifkan kembali relawan Jogo Kali serta tidak membuang sampah ke sungai. Hal ini dikarenakan seringkali banjir terjadi, akibat menumpuknya sampah di bantaran sungai.
"Beberapa banjir sebelumnya seperti di Gempol, Jombang, dan Nganjuk juga karena menumpuknya sampah. Oleh karena relawan jogo kali diperlukan, karena passion dan hatinya mereka ada dalam proses penjagaan dan pengawalan supaya sungai kita bersih," katanya.