Mandikan Jenazah Perempuan, 4 Pria Petugas RS di Sumut Jadi Tersangka Penistaan Agama
MEDAN - Empat orang petugas RSU Djasmen Saragih, Pematang Siantar, Sumatera Utara, ditetapkan polisi sebagai tersangka. Keempatnya diduga melakukan penistaan agama.
Kasus ini berawal dari Fauzi Munthe, warga Serbelawan, Kabupaten Simalungun, Sumut. Dia melapor ke polisi karena tidak terima istrinya, Zakiah (50), yang meninggal di RSUD Djasamen Saragih, Minggu, 20 September 2020, dimandikan oleh 4 orang laki-laki pegawai rumah sakit.
Kasat Reskrim Polres Siantar, AKP Edi Sukamto mengatakan kasus ini sudah dilimpahkan berkasnya ke Kejaksaan.
"Sudah di limpahkan ke kejaksaan," ujar Edi kepada wartawan.
Keempat perawat itu DAAY, ESPS, RS, dan REP, dikenakan Pasal 156 huruf a junto Pasal 55 ayat 1 tentang Penistaan Agama dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara .
Baca juga:
- Gagal Capai Target di 2020, Anak Buah Anies Sesumbar Bangun 300 Ribu Sumur Resapan Hingga Akhir 2022
- Khofifah Perpanjang PPKM Mikro di Jatim Hingga 8 Maret
- Pasutri Tewas Dibegal di Sumut, Mayat Penuh Luka Tusukan Ditemukan di Perkebunan Tebu PTPN II
- Irjen Napoleon Minta Pindah Rutan, Alasannya 3 Tahanan Meninggal karena COVID-19 hingga Teringat Ustaz Maaher
Edi mengatakan alasan pihaknya mengenakan karena permintaan dari laporan korban.
"Ya itu laporannya (dari keluarga korban). Bukan Reskrim yang buat," katanya.
Kasus ini menjadi perhatian di Pematang Siantar pada September lalu. Ketika itu Fauzi melakukan protes. Ia protes terhadap proses pemandian jenazah yang tidak sesuai syariat Islam ini direkam.
"(Yang memandikan) dua orang beragama Islam dan dua orang beragama Kristen," jelas Fauzi dalam video yang beredar.