Jepang Mulai Siapkan Uji Klinis Vaksin COVID-19

JAKARTA - Laboraturium farmasi Jepang, Shionogi mulai mempersiapkan uji klinis bagi vaksin COVID-19. Produksi vaksin tersebut akan dilakukan pada akhir tahun 2021 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. 

Melansir Reuters, ada beberapa kandidat vaksin yang telah dibuat Shionogi dan akan masuk dalam uji klinis Fase 1 pada bulan Desember dan beralih ke Fase 2 pada Januari. Menurut  kepala eksekutif Shionogi, Isao Teshirogi, pihaknya akan menunggu persetujuan dari pemerintah Jepang untuk mulai memproduksi vaksin tersebut.

Rencana Shionogi memproduksi dosis yang cukup untuk menginokulasi 30 juta orang pada akhir tahun. Namun produksi pertama dalam skala besar baru akan dilakukan pada bulan Maret 2021 di Osaka. 

"Untuk alasan keamanan nasional, memiliki kapasitas yang baik di Jepang sangat masuk akal," kata Teshirogi, Jumat, 30 Oktober.

Meski tertinggal dari perlombaan vaksin global, Shionogi masih akan melakukan serangkaian uji klinis tahap akhir sebelum diproduksi massal. Produsen obat Prancis Sanofi SA dan Novavax menggunakan proses serupa pada kandidat vaksin COVID-19 mereka.

"Saya pikir vaksin protein rekombinan kami, metode bijaksana, memiliki lebih banyak data terakumulasi tentang kemanjuran dan keamanan daripada metode baru," kata Teshirogi.

Metodologi yang lebih baru seperti vaksin mRNA mungkin akan menjadi solusi, "tapi sampai hari ini, kami tidak tahu apa-apa", katanya.

Perdana Menteri Yoshihide Suga telah berjanji untuk menyediakan vaksin yang cukup bagi masyarakat pada pertengahan 2021, dan Jepang telah mencapai kesepakatan untuk ratusan juta dosis dengan perusahaan - perusahaan termasuk AstraZeneca Plc dan Pfizer Inc.

Shionogi telah menerima sekitar 400 juta dolar AS dari pemerintah Jepang untuk produksi vaksin COVID-19.

Tetapi dunia akan membutuhkan beberapa vaksin berbeda untuk melawan pandemi, mengingat besarnya permintaan global, efek pada populasi yang berbeda, dan kemungkinan batas keefektifan pada vaksin pertama.

Teshirogi mengatakan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas Tokyo yang ditunda pada 2021 "masih mungkin", tetapi itu akan lebih bergantung pada pengujian diagnostik sangat cepat dan logistik daripada vaksin. "Menerima vaksin bukanlah yang disebut lisensi aman," katanya.