Rajin Kritisi Kebijakan Anies di DKI, Elektoral PDIP dan PSI pun Naik
JAKARTA - Direktur Program Nusantara Strategic Network (NSN) Riandi menyebutkan elektoral PDI Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meningkat karena kerap mengkritisi kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Dampaknya, kedua parpol tersebut mendapat insentif elektoral di ibu kota," kata Riandi melalui keterangan tertulis dikutip Antara, Jumat, 21 Januari.
Lembaga survei NSN mensurvei sebanyak 400 responden mewakili seluruh wilayah DKI Jakarta dengan metode "multistage random sampling" dan pengambilan data secara tatap muka menerapkan protokol kesehatan, pada 5-15 Januari 2022. Tingkat kesalahan (margin of error) survei 4,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berdasarkan survei NSN, menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mencapai 22 persen disusul PSI sebesar 17,5 persen.
Puncak kritikan PDI Perjuangan dan PSI terhadap Anies, menurut Riandi, terkait rencana pelaksanaan balap mobil listrik atau Formula E di Jakarta hingga pengajuan hak interpelasi.
Selain itu, kedua partai di DPRD DKI itu menyoroti proyek sumur resapan yang menjadi program Anies untuk mengendalikan banjir, tapi kualitas pengerjaannya dianggap tidak optimal.
Baca juga:
- Sopir Truk Kontainer Kecelakaan Maut di Balikpapan Jadi Tersangka
- KPK Panggil Sekjen DPC Demokrat hingga Bendahara Korpri Terkait Suap Bupati Penajam Paser Utara
- Tiba di RSKO Cibubur Ditemani Istri, Arditho Pramono Bungkam Hanya Lambaikan 2 Jari ke Media
- Temui Ketum PAN dan PPP, PBB Mulai Jajaki Koalisi Parpol Islam untuk Pilpres 2024
Sementara itu, elektabilitas partai pada urutan ketiga, yakni Golkar sekitar 8,3 persen, Gerindra 7,3 persen, PKS 5,8 persen, Nasdem 5,5 persen, dan Demokrat 5,0 persen.
Kemudian, ada PKB 2,5 persen, PPP 1,8 persen, Partai Ummat 1,5 persen, PAN 1,3 persen, Gelora 1,0 persen, Perindo 0,8 persen, Hanura 0,3 persen, PBB 0,3 persen, serta tidak tahu/tidak jawab sebesar 18,9 persen.