Lagi, Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Balistik, Kali Ini dari Lapangan Terbang di Pyongyang
JAKARTA - Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek yang dicurigai ke arah timur dari sebuah lapangan terbang di Pyongyang pada Hari Senin, kata militer Korea Selatan, dalam unjuk kekuatan kali keempat sepanjang tahun ini.
Kepala Staf Gabungan (JCS) militer Korea Selatan mengatakan, pihaknya mendeteksi proyektil yang ditembakkan dari Bandara Sunan di ibu kota pada pagi hari, dalam pesan teks yang dikirim kepada wartawan. Itu tidak menjelaskan lebih lanjut.
"Saat ini, militer kami sedang melacak dan memantau gerakan terkait (Korea Utara) dan menjaga postur kesiapan," kata JCS, mengutip Korea Times 17 Januari.
Peluncuran terbaru terjadi hanya tiga hari setelah Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek yang dicurigai ke Laut Timur, yang kemudian diklaim sebagai peluru kendali yang ditembakkan oleh resimen yang dibawa kereta api selama latihan menembak.
Penembakan Hari Senin dari Pyongyang tampaknya menggarisbawahi kemampuan Korea Utara yang berkembang untuk meluncurkan rudal dari berbagai platform, termasuk kereta api, aset bawah permukaan serta fasilitas berbasis darat.
Pekan lalu, Korea Utara memperingatkan "reaksi yang lebih kuat dan pasti, terkait pengenaan sanksi baru Amerika Serikat terhadap enam warga Korea Utara, yang terlibat dalam program senjata pemusnah massal dan rudal balistik rezim.
Baca juga:
- Belum Dua Tahun, Food Truck yang Jajakan Nasi Goreng hingga Nasi Campur Ini Masuk Tiga Besar Terbaik di Australia
- Belasan Wisatawan Tewas Membeku dalam Kemacetan di Tengah Cuaca Ekstrem, PM Pakistan Perintahkan Penyelidikan
- Ada Varian Omicron, Starbucks Wajibkan Karyawannya Untuk Divaksinasi COVID-19 atau Mengikuti Tes Mingguan
- Presiden Filipina Duterte Perintahkan Aparat Tangkap Warga yang Enggan Divaksin COVID-19 dan Nekat Keluar Rumah
Selain itu, Korea Utara juga melakukan uji coba rudal hipersonik yang diproklamirkan sendiri pada 5 Januari dan Selasa pekan lalu, meningkatkan ketegangan di tengah kebuntuan dalam negosiasi nuklir dengan AS.