Respons Pertemuan Prabowo-Megawati di Istana, Pengamat: Sinyal Koalisi Gerindra-PDIP Masih Jauh
JAKARTA - Kedekatan Ketua Umun Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri makin terlihat usai pertemuan di Istana, Rabu, 17 November. Namun, sinyal koalisi antara PDIP dan Gerindra untuk Pilpres 2024 dinilai masih sangat jauh.
“Kalau indikator kedekatannya pertemuan di Istana kemarin menjelang pelantikan Panglima ya enggak ke 2024 sinyalnya. Kalau soal kedekatan, mereka kan sebetulnya dekat, sudah lama bersama-sama. Tapi kalau disebut sinyal koalisinya ada atau tidak, saat ini menurut saya masih terlalu jauh,” ujar pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio, Selasa, 23 November.
“Elektabilitasnya (Prabowo) kan cenderung stagnan enggak nambah-nambah. Sementara Mbak Puan perlu orang yang bisa mendorong elektabilitasnya juga. Jadi masih jauh sekali," katanya.
Baca juga:
- Politikus PDIP: Pernyataan Andi Malarangeng soal Pertemuan Mega-Prabowo hanya Prasangka
- Anggota DPR F-PDIP Desak Kemendagri Tertibkan Ormas yang Kerap Terlibat Bentrokan
- Di Sekolah Partai PDIP, Puan Kembali Gelorakan Gerakan Revolusi Mental
- PDIP Pajang Foto Tokoh Jenderal Hoegeng, Hasto: Sosok yang Dikagumi dan Sesepuh Bagi Ibu Mega
Meski begitu, Hendri mengatakan, potensi koalisi antara Gerindra dan PDIP tetap ada meskipun peluangnya kecil.
“Berpotensi ada, tapi kecil menurut saya, sinyalnya masih jauh. Mbak Puan untuk menang lebih strategis dengan Anies Baswedan atau didorong Andika atau Ganjar. Sosok baru yang benar-benar bisa membuat PDI Perjuangan guyub dan semangat bertarung di capres dan cawapres,” terangnya.
“Saat ini pendekatan ke rakyat untuk peningkatan elektabilitas. Nah, ini bisa dilakukan dengan berada di pihak rakyat saat ada kebijakan pemerintah tidak menguntungkan,” kata Hendri.
"Soal kemungkinan koalisi di 2024 sangat terbuka sekali, PDIP dan Gerindra punya sejarah pertemanan yang panjang," kata Habiburokhman, Minggu, 21 November.