Bagikan:

JAKARTA - Pernyataan yang dikemukakan Wakil Ketua PP LAZISNU Ubaidillah Amin atau yang akrab disapa Gus Ubaid soal Ferdinan Hutahaen yang sudah menjadi mualaf ternyata menimbulkan reaksi. Muncul salah satu selebaran yang diduga dari pihak FH dalam kampanye Pemilu Legislatif 2019 silam. Saat itu dalam sebuah selebaran FH tertulis masih seorang Kristen. Benarkah semua ini?

Dalam selebaran kampanye itu FH masih menjadi kader Partai Demokrat. Dia menjadi calon anggota legislatif untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat V yang meliputi wilayah Kabupaten Bogor. Berada di nomor urut 4, pria berkacamata itu di kalangan internal Partai Demokrat harus bersaing dengan mendiang Max Sopacua (nomor urut 1). Sedangkan dari luar partai harus bersaing dengan Tommy Kurniawan (PKB), Primus Yustisiyo (PAN), Fadli Zon (Gerindra) dan lain-lain.

Informasi lain di selebaran yang beredar itu Ferdinan Hutahaen dikemukakan masih seorang dari suku Batak, Kristen Taat, Jujur, Setia dan Bersih. Selebaran ini bagikan oleh akun twitter @zarazettira. Dalam cuitannya ia mempertanyakan soal mualafnya FH yang bertentangan dengan isi dari selebaran yang dia dapatkan. 

Inilah selebaran yang disebar oleh akun twitter @zarazettirazr. (Foto Ist)
Inilah selebaran yang disebar oleh akun twitter @zarazettirazr. (Foto Ist)

Sementara Gus Ubaid menegaskan kalau apa yang diketahuinya memang FH adalah seorang mualaf. "Setelah kami menggali dan mencari tahu tentang saudara Ferdinand melalui teman-teman kami di Jakarta, ternyata informasi yang kami dapatkan cukup mengejutkan. Ferdinand adalah seorang mualaf, dia baru saja masuk Agama Islam pada tahun 2017, dan bersyahadat di depan Kyai Ali Yafi yang merupakan Mantan Ketua Umum MUI Pusat dan Mantan Rais ‘Am NU. Ikrar syahadat ini disaksikan oleh Ibu Nyai Lily Wahid," kata Gus Ubaid.

Tentang cuitan di FH di medsos menurut Gus Ubaid adalah kegundahan hati seorang mualaf. "Ini adalah kegundahan hati seorang mualaf. Kebiasaan dia tuangkan di media sosial. Dia ingin memberitahu kepada publik soal isi hatinya. Karena di medsos persepsi orang bermacam-macam. Apalagi dia politisi," katanya.

Hal seperti ini menurut dia baiknya tak diubar ke medsos. "Dia sudah katakan itu kegundahan pribadi. Menurut saya sebaiknya tak disiarkan di medsos," katanya.

Malah, lanjut Gus Ubaid, dia mendapatkan pula foto pernikahan FH yang dilakukan secara Islam pada tahun 2018. "Orang seperti Ferdinand ini perlu dibimbing, seperti pernyataan Menteri Agama. Jangan dihakimi. Sebagai muslim yang tahu tidak boleh menghakimi dia. Yang perlu dilakukan orang yang lenih mengerti tentang Islam adalah pembimbingan," katanya.

Ferdinand Hutahaean saat mengenakan peci.(Twitter/Mustofa Nahrawardaya)
Ferdinand Hutahaean saat mengenakan peci.(Twitter/Mustofa Nahrawardaya)

Setelah itu ada selebaran yang beredar tentang FH yang masih beragama Kristen, menurut Gus Ubaid itu sudah masuk ke ranah politik. "Soal pemberitaan bahwa dia ini pada kampanye pemilu legistlatif 2019 dalam flyer masih sebagai seorang Batak Kristen taat dan sebagainya. Saya engga tahu itu, soal sudah ranah politik," katanya.

Lawan Politik

Sedangkan Ferdinand sendiri dihubungi terpisah kepada VOI.ID mengatakan soal selebaran dirinya masih seorang Kristen adalah ulah lawan politiknya. "Mana mungkin saya menonjolkan diri sebagai seorang Kristen di tengah konstituen Dapil V Kabupaten Bogor yang mayoritas muslim. Itu kerjaan lawan politik saya untuk menjatuhkan saya," tegasnya.

Kasus cuitan di ranah twitter yang dilakukan Ferdinan Hutahaean sudah masuk ke ranah hukum. Menurut Gus Ubaid, serahkan saja semuanya kepada penegak hukum. "Saran saya karena persoalan ini sudah sampai ke ranah hukum, diproses saja secara hukum. Indonesia ini kan negara hukum. Diproses saja nanti polisi akan memanggil saksi ahli. Kita percayakan saja prosesnya pada penegak hukum. Nanti akan ketahuan siapa sesungguhnya yang kurang tepat pendapatnya," jelas Gus Ubaid.

Seperti diketahui cuitan Ferdinan Hutahaen ini dilaporkan kepolisi oleh Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) ke Bareskrim Polri pada Rabu 5 Januari lalu. Musababnya tak lain karena cuitan itu dianggap bermuatan ujaran kebencian mengandung unsur SARA. Seperti kata Gus Ubaid kita tunggu proses hukum perkara ini.